Selasa, 22 November 2016

video pendekatan pembelajaran dan resensinyA

Assalamu'alaikum wr,wb.
video pendekatan pembelajaran dan resensinya:)



THE FREEDOM WRITERS

Judul              : THE FREEDOM WRITERS
Sutradara       : Richard Lagravenese
Pemain           :
*           Hilary Swank sebagai Erin Gruwell
*           Patrick Dempsey sebagai Scott Casey
*         Scott Glenn sebagai Steve Gruwell, Erin's Father
*           Imelda Staunton sebagai Margaret Campbell
*           John Benjamin Hickey sebagai Brian Gelford
*           April Lee Hernández sebagai Eva Benitez
*           Mario sebagai Andre Bryant
*           Jason Finn sebagai Marcus, dsb

Sinopsis
Hasil gambar untuk tokoh dan sinopsis film freedom writers
The Freedom Writers adalah sebuah film yang disutradari oleh Richard Lagravenes dan diproduksi oleh Paramount Pictures pada tahun 2007. Sebuah film yang diambil dari suatu kisah nyata, film ini dibuat berdasarkan buku harian murid-murid di ruang 203 Woodrow wilson high school dimana muridnya menduduki sekolah Menengah Pertama(SMP). Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang guru Bahasa Inggris di wilayah New port beach, Mrs. Gruwell. Ia memberikan semangat belajar dan mengerti akan pentingnya pendidikan pada anak-anak yang berada dikelas khusus. Mereka merupakan korban dari perkelahian antargeng rasial yang selamat dan selalu mendapat ancaman dari lingungan luar serta teror dari lingkungan luar.
Kisah ini dimulai dari niat Erin Gruwell yang mulia, ia memberikan pendidikan yang layak kepada murid-muridnya. Niat yang mulia itu pun membuahkan hasil. Murid-muridnya menjadi penulis pada sebuah komunitas yang bernama freedom writers. Semua 150 freedom writers yang lulus dari Woodrow wilson high school, banyak diantaranya mampu melanjutkan kuliah. Freedom Writers ini banyak mengumpulkan liputan media, termasuk diantaranya adalah penampilan di "PrimeTime Live", "The View" dan "Good Morning America".
Pada tahun 1998, Gruwell meninggalkan Wilson High School untuk menjadi dosen di California State University, Long Beach. Gruwell yang kemudian melanjutkan untuk memulai Freedom Writers Foundation, bercita-cita untuk menyebarkan metode Freedom Writers di seluruh negeri. Harapannya adalah semua para calon guru bisa belajar dari pengalamannya dan menemukan cara untuk menginspirasi para siswa yang kurang beruntung lainnya, seperti apa yang dihadapinya. Freedom Writers Diary adalah sebuah buku yang ditulis oleh Erin Gruwell pada tahun 1999 yang merupakan dasar dari film 2007 "The Freedom Writers" yang dibintangi oleh Hillary Swank sebagai  Erin Gruwell, Patrick Dempsey sebagai Scott Casey (Suami Erin), Mario sebagai Andre Brion. Dan juga pemeran murid-murid di kelas Erin Gruwell merupakan sebagian besar adalah wajah-wajah baru di dunia perfilman. Mereka belum begitu dikenal baik oleh masyarakat, Amerika Serikat sendiri maupun masyarakat Indonesia. Namun, mereka berhasil membawakan peran mereka masing-masing dengan sangat baik dan meyakinkan. Freedom Writers bisa dikatakan merupakan film untuk anak-anak muda. Erin Gruwell ini telah menulis sebuah autobiografi dari pengalamannya yang berjudul "Mengajar dengan Hati: Pelajaran saya Dipetik dari Freedom Writers", yang diterbitkan sekitar waktu yang sama dengan dirilisnya film ini.
Pada 1994 Erin Gruwell mulai mengajar pada kelas ruang 203 di Woodrow  wilson high school di Long Beach, California. Dia adalah seorang guru Bahasa Inggris yang ditugaskan di antara para murid-murid dengan kemampuan terendah di sekolah, dimana murid-muridnya tersebut sangat beragam ras. Mereka terdiri dari asia, latin, kulit putih dan kulit hitam. Murid-murid itu pun sebenarnya tidak menginginkan untuk bisa sekolah, namun karena kewajiban distrik dari integrasi mengakibatkan mereka bersekolah. Sekolah Woodrow Wilson high school sendiri tadinya merupakan sekolah yang sukses. Sekolah ini banyak  melahirkan murid-murid yang berprestasi, sebelum akhirnya terjadinya kerusuhan antar ras di Amerika pada tahun 1992 tepatnya di Los Angles. Kerusuhan itu mengakibatkan kurang lebih 50 orang tewas dengan kerugian US$ 1 Billion.
Pada awal kedatangan Erin Gruwell, para murid sama sekali tidak tertarik dengan kehadirannya. Mereka sangat sentimen terhadap orang berkulit putih. Mereka menganggap bahwa Erin Gruwell tidak mengerti apapun mengenai kehidupan mereka yang keras, kehidupan yang selalu berada di bawah bayang-bayang perang. Bagi mereka, kehidupan adalah bagaimana caranya mereka ”selamat” dari kekerasan. Dimana kekerasan yang sering terjadi ini mengatas namakan “ras”.
Di saat awal ia mengajar, Erin Gruwell mengalami kesulitan dalam menyampaikan pembelajarannya karena murid-muridnya sering berkelahi di kelas dan di sekolah juga sering terjadi kerusuhan antargeng. Saat itu ia baru menyadari, perang antargeng yang terjadi di kota juga terbawa sampai ke dalam kelasnya. Di dalam kelas, murid-muridnya duduk berkelompok menurut ras masing-masing. Tak ada seorang pun yang mau duduk dikelompok ras yang berbeda. Kesalahpahaman kecil yang terjadi di dalam kelas dapat memicu perkelahian antarras. Murid-murid Erin Gruwell bukanlah murid biasa. Mereka disebut murid yang tidak dapat diajar serta tidak memiliki etika. Mereka adalah anak-anak yang tumbuh dari lingkungan yang penuh kekerasan. Mereka dengan ras-nya masing-masing, setiap harinya harus bertahan hidup dan mempertahankan daerahnya masing-masing. Itu merupakan tantangan tersendiri bagi Erin Gruwell untuk menghadapinya.
Keadaan didalam kelas mulai berubah. Saat suatu hari beredarnya sebuah karikatur yang menggambarkan seorang black African-American yang memiliki mulut yang tebal. Gambar itu berhubungan dengan salah satu murid yang bernama "Sharaud", yang tampaknya bertekad untuk membuat hidupnya sengsara. Ia telah dipindahkan ke Woodrow  wilson high school dari SMA-nya yang lama. Disana ia diduga mengancam gurunya dengan sebuah senapan. Gambar tersebut beredar di kelas yang kemudian pada akhirnya diketahui oleh Erin Gruwell. Ia menjadi sangat marah pada saat itu. Ia kemudian membandingkan gambar karikatur tersebut dengan gambar karikatur orang yahudi dengan hidung besarnya. Ia bercerita bahwa gambar itu beredar saat terjadi peristiwa Holocaust/sjoa. Namun pada saat ditanya apa yang dimaksud Holocaust, ternyata hanya satu murid yang tahu mengenai apa Holocaust itu (cowok berkulit putih). Berbeda saat ketika mereka ditanya, apakah mereka pernah di tembak? hampir seluruh murid-muridnya mengacungkan tangan keatas. Akhirnya dari kejadian itu, Erin Gruwell mengubah caranya mengajar dengan mulai mendekati muridnya dan mengajarkan pada mereka mengenai toleransi.
Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Erin Gruwell. Mulai dari pihak sekolah yang rasis, mereka tidak mendukung kreatifitas Erin Gruwell dalam sistem mengajarnya. Hingga disusul oleh pihak suami dan ayahnya. Agar diterima oleh murid-muridnya, Erin Gruwell mencari cara untuk melakukan pendekatan dan metode pengajaran yang tepat. Demi murid-muridnya inilah, Erin Gruwell sampai memiliki 3 profesi selain menjadi guru, demi mencari tambahan untuk mengajar murid-muridnya di akhir pekan. Namun, sejak Erin Gruwell disibukkan dengan pendekatan terhadap murid-murid didiknya dan bekerja paruh waktu, timbul masalah baru, ia diceraikan oleh suaminya. Hingga pada akhirnya, ayahnya yang semula tidak mendukung, berbalik mendukung pekerjaan Erin Gruwell ini.
Pihak sekolah juga melakukan diskriminasi. Mereka melakukan seperti pemisahan kelas dan juga perbedaan fasilitas yang kentara antara ras kulit putih dan ras-ras lainnya. Hal itu membuat Erin Gruwell sedih. Erin Gruwell jadi paham dengan kondisi murid-muridnya,  mereka selalu berkelompok dengan ras mereka masing-masing. Akhirnya ia menemukan cara untuk “menjangkau” kehidupan murid-muridnya dengan memberikan sebuah  jurnal harian dan meminta mereka untuk mengisi jurnal tersebut setiap harinya. Erin Gruwell menginginkan murid-muridnya menulis setiap kejadian yang terjadi didalam hidup mereka. Mereka bisa menulis tentang apa saja. Mereka dapat menulis apa yang menjadi kesukaan atau pun kebencian. Mereka bisa menulis lagu, puisi, cerita atau apa saja, yang penting mereka harus menulis setiap hari. Tulisan tersebut bukanlah suatu sistem penilaian, karena menurut Erin Gruwell kebenaran itu tidak dapat dinilai dari apa yang mereka tulis. Dan jika murid-muridnya menginginkan tulisannya dibaca oleh Erin Gruwell, mereka dapat meninggalkan buku hariannya di sebuah lemari dibelakang kelas. Lemari itu akan selalu dibuka pada saat pelajaran berlangsung dan setelah kelas selesai akan dikunci. Erin Gruwell memastikan tidak akan ada yang bisa membaca tulisan mereka selain dirinya sendiri. Dan ternyata, seluruh muridnya, meninggalkan buku harian mereka untuk bisa dibaca Erin Gruwell. Ia pun mulai membacanya satu persatu. Dan tulisan murid-muridnya tersebut membuat Erin Gruwell terkejut, karena ternyata murid-muridnya setiap hari harus berlarian untuk bertahan hidup dan melawan maut yang senantiasa mengintai mereka. Dari kecil mereka sudah terbiasa melihat dan mengalami kekerasan akibat perang rasial yang terjadi disekitar lingkungannya. Erin Gruwell sangat terharu, mengetahui betapa keras kehidupan murid-muridnya. Sejak membaca jurnal harian mengenai kehidupan mereka yang keras itu, Erin semakin bersemangat untuk mengubah kehidupan murid-muridnya, serta menghapus batas tak terlihat yang secara kultur memisahkan mereka dengan cara-cara yang mengagumkan. Dari buku-buku harian itu, Erin paham bahwa dia harus membuat para muridnya sadar, bahwa perang antargeng yang mereka alami bukanlah segalanya didunia. Melalui cara mengajarnya yang unik, dia berusaha membuat para muridnya sadar bahwa dengan pendidikan, mereka dapat mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pihak sekolah juga mendiskriminasikan fasilitas buku. Erin yang pada saat itu ingin meminjam buku-buku diperpustakaan untuk murid-muridnya, tidak mendapatkan izin dari pihak sekolah. Alasan yang diberikan oleh pihak sekolah pun tidak masuk akal. Mereka takut jika memberikan izin, buku-buku itu hanya akan dirusak ditangan murid-murid Erin. Namun  Erin Guwell tidak mudah menyerah, ia membelikan buku-buku baru tentang kehidupan geng yang lekat dengan keseharian mereka. Ia mendapatkan uang dari kerja sampingannya. Setiap muridnya  mendapatkan buku The Diary of Anne Frank dan Zlata’s Diary : A Child’s Life in Sarajevo. Anne Frank adalah seorang gadis remaja yang merupakan korban Holocaust, Anne menuliskan setiap kejadian dalam hidupnya disebuah diary. Anne Frank dan keluarganya sampai mengungsi ke Amsterdam Belanda, mereka menghindari kejaran dari Nazi Jerman. Peristiwa yang terjadi adalah pembantaian terhadap kelompok Yahudi di Eropa. Peristiwa ini merupakan perang dunia II oleh Nazi Jerman. Begitu pun juga dengan Zlata. ia juga harus berjibaku dengan kekerasan di sekelilingnya. Buku-buku yang digunakan Erin Gruwell untuk mendidik murid-muridnya dalam film ini, semuanya merupakan buku yang benar-benar ada. Erin memberikan buku-buku itu pada murid-muridnya supaya mereka dapat belajar. Erin mengajarkan bahwa ada banyak orang lain dibelahan bumi ini, mengalami hal yang sama bahkan lebih kejam daripada apa yang pada saat ini mereka hadapi.
Erin juga membawa murid-muridnya mengunjungi Museum Toleransi. Disana murid-muridnya belajar mengenai toleransi, hal ini  berkaitan hidup dengan mereka yaitu beraneka ragam suku, agama dan juga ras. Pada saat masuk setiap orang akan diberikan sebuah foto anak kecil dan saat keluar dari museum, mereka akan mengetahui apakah anak tersebut selamat atau mati.
Suatu hari murid-murid Erin Gruwell menginginkan untuk bisa menghadirkan Miep Gies. Ia adalah seorang wanita yang memberikan perlindungan kepada keluarga Anne Frank semasa perang dunia II dari kejaran Nazi Jerman. Miep Gies masih hidup dan tinggal di Amsterdam Belanda. Untuk mendatangkan Miep Gies dari Belanda ke Amerika, murid-muridnya mengumpulkan dana dengan membuat bazaar di sekolahnya. Akhirnya akibat usaha keras murid-muridnya, Miep Gies pun dapat datang ke Amerika. Sebelum mendatangkan Miep Gies, Erin Gruwell telah menugaskan murid-muridnya untuk menulis surat ke Miep Gie. Surat-surat dari murid-muridnya itupun telah dikirimkan Erin dan telah di baca oleh Miep Gies, sebelum ia datang ke Amerika. Murid-muridnya akhirnya bisa bertemu langsung, berdialog dan sharing dengan wanita itu. Apa yang dilakukan Erin sangatlah mengagumkan. Namun sayang, peraturan disekolah mengakibatkan Murid-murid Erin terpisah pada kelas selanjutnya. Keinginan untuk terus diajar olehnya sang guru ditentang oleh pihak sekolah, karena Erin Gruwell dianggap masih guru baru. Namun karena perjuangannya yang gigih, akhirnya Erin Gruwell bisa mengajar murid-muridnya sampai akhir.
Erin Gruwell mengadakan suatu proyek. Murid-muridnya diminta untuk menuliskan isi dari diary mereka ke komputer. Tulisan itu akan di jadikan sebuah buku dan diterbitkan. “Murid-murid Erin” menyebut diri mereka adalah Freedom Writers. Bahwa dengan menulis, mereka bisa merubah diri mereka sendiri, keluarga dan lingkungan mereka, bahkan bisa merubah dunia. Bersama Erin, mereka akhirnya membentuk sebuah yayasan bernama Freedom Writers Foundation. Yayasan itu bergerak untuk memberikan metode pembelajaran yang lebih baik di sekolah berdasarkan toleransi. Dari diary murid-murid ruang 203 itulah lahir buku The Freedom Writers’s Diary dan film Freedom Writers.
 Para tokoh Freedom writers
Hasil gambar untuk tokoh dan sinopsis film freedom writers

Pendekatan yang digunakan oeh guru dalam film tersebut,
1.      Pendekatan Konstruktivisme
           Pada film freedom writers guru melakukan pendekatan, yaitu Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan yaitu pada film tersebut, guru memberikan suatu buku tulis kerja siswa, sebagai bahan untuk menuangkan segala pencitraan, perasaan siswa dan pengalaman sedih, duka maupun duka. Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Pendekatan konstruktivisme digunakan Mrs. Erin yaitu dengan siswa diberi kebebasan dalam mengekspresikan segala pemikirannya di buku tulisan tersebut. selain itu siswa diberikan bahan ajar seperti buku untuk melatih siswa untuk membaca dan menambah pengalaman mereka.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu , guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan unutk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi. Pada film tersebut , Mrs. Erin Gruwwel membuat dan berusaha agar siswanya aktif, itu dibbuktikan dengan sebuah permainan garis, dimana siswa tersebut aktif dipermainan tersebut dan menyenangkan dengan permainan tersebut. sehingga siswa menjadi aktif dan mengenal satu sama lain dengan perpindahan posisi tempat duduk secara acak.  Jadi pendekatan yang pas pada film tersebut adalah pendekatan konstruktivisme yang merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme, namun terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains.  
Pada film tersebut, terdapat beberapa pendekatan konstruktivisme.
1.      Konstrukstivisme Individu
      Yaitu para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu, kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis individual. Konstruktivisme individu tersebut termuat pada salah seorang siswa yang pergi keperpustakaan dan mencari buku untuk dibacanya. Kemudian , seorang siswa yang menulis dan menuangkan pikirannya dibuku, selain itu, mereka diberi kebebasan untuk menulisnya di naskah computer untuk menjadi cerita sejarah Fredom Writer.
2.      Konstruktivisme sosial
            Menurut Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual.
            Dalam film tersebut, satu kelas siswa diajak pergi ke Museum untuk diperlihatkan dunia dan hal-hal baru dan mengenang masa lalu yang suram dan menakutkan. Para siswa diperlihatkan benda bersejarah, kemudian diperlihatkan video sejarah pemusnahan Yahudi di Amerika serikat. Kemudian mereka di beri narasumber yang menceritakan peristiwa terjadinya pemusnahan Yahudi yang menakutkan. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori  dan Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
.           Mereka pun terkesan dan berkeinginan untuk mengundang narasumber tersebut kesekolah untuk menceritakan kembali sejarah dan proses kronologi kejadian tersebut. lalu mereka bersama-sama untuk mengundang salah satu narasumber kesekolah, kegiatan ini berhasil, dengan adanya hal ini, guru telah berhasil untuk melakukan pendekatan konstruktivisme secara kelompok.

2.Pendekatan Konsep
            Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman. Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Dalam film tersebut, siwa diberikan buku bacaan untuk dibaca secara rutin oleh siswa, kemudian siswa pun membaca buku tersebut.
 Dalam film tersebut, Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui  tahap enaktik yaitu,
.Tahap enaktik
    Tahap enaktik dimulai dari:
   – Pengenalan benda konkret.  Pada film tersebut, Benda konkret nya yaitu buku bacaan, benda yang ada dimuseum,
– Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru. Yaitu video yang ada dimuseum mengenai kerusuhan dan teror, dikaitkan dan sangat berkaitan dengan pengalaman mereka.
– Pengamatan, penafsiran tentang benda baru
Mereka akan mengamati, menafsrkan benda benda, foto-foto yang ada dimuseum untuk dimati dna dipahami sebagai pembelajaran mereka.
             Jadi, pendekatan yang ada didalam film tersebut yaitu pendekatan konstruktivisme dan pendekatan proses, diamana guru berhasil menerapkan pendekatan tersebut pada muridnya sehingga muridnya menjadi siswa yang baik, pintar dan mampu bersaing meskipun terdapat banyak perbedaan ras dan golongan.




ok lebih dan kurangnya mohon maaf yah :) ijum undur diri dulu 
Wassalamu'alaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar