video pendekatan pembelajaran dan resensinya:)
THE FREEDOM WRITERS
Judul : THE FREEDOM WRITERS
Sutradara :
Richard Lagravenese
Pemain :
Hilary
Swank sebagai Erin Gruwell
Patrick
Dempsey sebagai Scott Casey
Scott Glenn sebagai Steve Gruwell, Erin's
Father
Imelda
Staunton sebagai Margaret Campbell
John
Benjamin Hickey sebagai Brian Gelford
April
Lee Hernández sebagai Eva Benitez
Mario
sebagai Andre Bryant
Jason
Finn sebagai Marcus, dsb
Sinopsis
The Freedom Writers adalah sebuah film yang disutradari oleh
Richard Lagravenes dan diproduksi oleh Paramount Pictures pada tahun 2007.
Sebuah film yang diambil dari suatu kisah nyata, film ini dibuat berdasarkan
buku harian murid-murid di ruang 203 Woodrow wilson high school dimana muridnya
menduduki sekolah Menengah Pertama(SMP). Film ini menceritakan tentang
perjuangan seorang guru Bahasa Inggris di wilayah New port beach, Mrs. Gruwell.
Ia memberikan semangat belajar dan mengerti akan pentingnya pendidikan pada
anak-anak yang berada dikelas khusus. Mereka merupakan korban dari perkelahian
antargeng rasial yang selamat dan selalu mendapat ancaman dari lingungan luar
serta teror dari lingkungan luar.
Kisah ini dimulai dari niat Erin Gruwell yang mulia, ia
memberikan pendidikan yang layak kepada murid-muridnya. Niat yang mulia itu pun
membuahkan hasil. Murid-muridnya menjadi penulis pada sebuah komunitas yang
bernama freedom writers. Semua 150 freedom writers yang lulus dari Woodrow
wilson high school, banyak diantaranya mampu melanjutkan kuliah. Freedom
Writers ini banyak mengumpulkan liputan media, termasuk diantaranya adalah
penampilan di "PrimeTime Live", "The View" dan "Good
Morning America".
Pada tahun 1998, Gruwell meninggalkan Wilson High School
untuk menjadi dosen di California State University, Long Beach. Gruwell yang
kemudian melanjutkan untuk memulai Freedom Writers Foundation, bercita-cita
untuk menyebarkan metode Freedom Writers di seluruh negeri. Harapannya adalah
semua para calon guru bisa belajar dari pengalamannya dan menemukan cara untuk
menginspirasi para siswa yang kurang beruntung lainnya, seperti apa yang
dihadapinya. Freedom Writers Diary adalah sebuah buku yang ditulis oleh Erin
Gruwell pada tahun 1999 yang merupakan dasar dari film 2007 "The Freedom
Writers" yang dibintangi oleh Hillary Swank sebagai Erin Gruwell, Patrick Dempsey sebagai Scott
Casey (Suami Erin), Mario sebagai Andre Brion. Dan juga pemeran murid-murid di
kelas Erin Gruwell merupakan sebagian besar adalah wajah-wajah baru di dunia
perfilman. Mereka belum begitu dikenal baik oleh masyarakat, Amerika Serikat
sendiri maupun masyarakat Indonesia. Namun, mereka berhasil membawakan peran
mereka masing-masing dengan sangat baik dan meyakinkan. Freedom Writers bisa
dikatakan merupakan film untuk anak-anak muda. Erin Gruwell ini telah menulis
sebuah autobiografi dari pengalamannya yang berjudul "Mengajar dengan
Hati: Pelajaran saya Dipetik dari Freedom Writers", yang diterbitkan
sekitar waktu yang sama dengan dirilisnya film ini.
Pada 1994 Erin Gruwell mulai mengajar pada kelas ruang 203
di Woodrow wilson high school di Long
Beach, California. Dia adalah seorang guru Bahasa Inggris yang ditugaskan di
antara para murid-murid dengan kemampuan terendah di sekolah, dimana
murid-muridnya tersebut sangat beragam ras. Mereka terdiri dari asia, latin,
kulit putih dan kulit hitam. Murid-murid itu pun sebenarnya tidak menginginkan
untuk bisa sekolah, namun karena kewajiban distrik dari integrasi mengakibatkan
mereka bersekolah. Sekolah Woodrow Wilson high school sendiri tadinya merupakan
sekolah yang sukses. Sekolah ini banyak
melahirkan murid-murid yang berprestasi, sebelum akhirnya terjadinya
kerusuhan antar ras di Amerika pada tahun 1992 tepatnya di Los Angles.
Kerusuhan itu mengakibatkan kurang lebih 50 orang tewas dengan kerugian US$ 1
Billion.
Pada awal kedatangan Erin Gruwell, para murid sama sekali
tidak tertarik dengan kehadirannya. Mereka sangat sentimen terhadap orang
berkulit putih. Mereka menganggap bahwa Erin Gruwell tidak mengerti apapun
mengenai kehidupan mereka yang keras, kehidupan yang selalu berada di bawah
bayang-bayang perang. Bagi mereka, kehidupan adalah bagaimana caranya mereka
”selamat” dari kekerasan. Dimana kekerasan yang sering terjadi ini mengatas
namakan “ras”.
Di saat awal ia mengajar, Erin Gruwell mengalami kesulitan
dalam menyampaikan pembelajarannya karena murid-muridnya sering berkelahi di
kelas dan di sekolah juga sering terjadi kerusuhan antargeng. Saat itu ia baru
menyadari, perang antargeng yang terjadi di kota juga terbawa sampai ke dalam
kelasnya. Di dalam kelas, murid-muridnya duduk berkelompok menurut ras
masing-masing. Tak ada seorang pun yang mau duduk dikelompok ras yang berbeda.
Kesalahpahaman kecil yang terjadi di dalam kelas dapat memicu perkelahian
antarras. Murid-murid Erin Gruwell bukanlah murid biasa. Mereka disebut murid
yang tidak dapat diajar serta tidak memiliki etika. Mereka adalah anak-anak
yang tumbuh dari lingkungan yang penuh kekerasan. Mereka dengan ras-nya
masing-masing, setiap harinya harus bertahan hidup dan mempertahankan daerahnya
masing-masing. Itu merupakan tantangan tersendiri bagi Erin Gruwell untuk
menghadapinya.
Keadaan didalam kelas mulai berubah. Saat suatu hari
beredarnya sebuah karikatur yang menggambarkan seorang black African-American
yang memiliki mulut yang tebal. Gambar itu berhubungan dengan salah satu murid
yang bernama "Sharaud", yang tampaknya bertekad untuk membuat
hidupnya sengsara. Ia telah dipindahkan ke Woodrow wilson high school dari SMA-nya yang lama.
Disana ia diduga mengancam gurunya dengan sebuah senapan. Gambar tersebut
beredar di kelas yang kemudian pada akhirnya diketahui oleh Erin Gruwell. Ia
menjadi sangat marah pada saat itu. Ia kemudian membandingkan gambar karikatur
tersebut dengan gambar karikatur orang yahudi dengan hidung besarnya. Ia
bercerita bahwa gambar itu beredar saat terjadi peristiwa Holocaust/sjoa. Namun
pada saat ditanya apa yang dimaksud Holocaust, ternyata hanya satu murid yang
tahu mengenai apa Holocaust itu (cowok berkulit putih). Berbeda saat ketika mereka
ditanya, apakah mereka pernah di tembak? hampir seluruh murid-muridnya
mengacungkan tangan keatas. Akhirnya dari kejadian itu, Erin Gruwell mengubah
caranya mengajar dengan mulai mendekati muridnya dan mengajarkan pada mereka
mengenai toleransi.
Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Erin Gruwell.
Mulai dari pihak sekolah yang rasis, mereka tidak mendukung kreatifitas Erin
Gruwell dalam sistem mengajarnya. Hingga disusul oleh pihak suami dan ayahnya.
Agar diterima oleh murid-muridnya, Erin Gruwell mencari cara untuk melakukan
pendekatan dan metode pengajaran yang tepat. Demi murid-muridnya inilah, Erin
Gruwell sampai memiliki 3 profesi selain menjadi guru, demi mencari tambahan
untuk mengajar murid-muridnya di akhir pekan. Namun, sejak Erin Gruwell
disibukkan dengan pendekatan terhadap murid-murid didiknya dan bekerja paruh
waktu, timbul masalah baru, ia diceraikan oleh suaminya. Hingga pada akhirnya,
ayahnya yang semula tidak mendukung, berbalik mendukung pekerjaan Erin Gruwell
ini.
Pihak sekolah juga melakukan diskriminasi. Mereka melakukan
seperti pemisahan kelas dan juga perbedaan fasilitas yang kentara antara ras
kulit putih dan ras-ras lainnya. Hal itu membuat Erin Gruwell sedih. Erin
Gruwell jadi paham dengan kondisi murid-muridnya, mereka selalu berkelompok dengan ras mereka
masing-masing. Akhirnya ia menemukan cara untuk “menjangkau” kehidupan
murid-muridnya dengan memberikan sebuah
jurnal harian dan meminta mereka untuk mengisi jurnal tersebut setiap
harinya. Erin Gruwell menginginkan murid-muridnya menulis setiap kejadian yang
terjadi didalam hidup mereka. Mereka bisa menulis tentang apa saja. Mereka
dapat menulis apa yang menjadi kesukaan atau pun kebencian. Mereka bisa menulis
lagu, puisi, cerita atau apa saja, yang penting mereka harus menulis setiap
hari. Tulisan tersebut bukanlah suatu sistem penilaian, karena menurut Erin
Gruwell kebenaran itu tidak dapat dinilai dari apa yang mereka tulis. Dan jika
murid-muridnya menginginkan tulisannya dibaca oleh Erin Gruwell, mereka dapat
meninggalkan buku hariannya di sebuah lemari dibelakang kelas. Lemari itu akan
selalu dibuka pada saat pelajaran berlangsung dan setelah kelas selesai akan
dikunci. Erin Gruwell memastikan tidak akan ada yang bisa membaca tulisan
mereka selain dirinya sendiri. Dan ternyata, seluruh muridnya, meninggalkan
buku harian mereka untuk bisa dibaca Erin Gruwell. Ia pun mulai membacanya satu
persatu. Dan tulisan murid-muridnya tersebut membuat Erin Gruwell terkejut,
karena ternyata murid-muridnya setiap hari harus berlarian untuk bertahan hidup
dan melawan maut yang senantiasa mengintai mereka. Dari kecil mereka sudah
terbiasa melihat dan mengalami kekerasan akibat perang rasial yang terjadi
disekitar lingkungannya. Erin Gruwell sangat terharu, mengetahui betapa keras
kehidupan murid-muridnya. Sejak membaca jurnal harian mengenai kehidupan mereka
yang keras itu, Erin semakin bersemangat untuk mengubah kehidupan
murid-muridnya, serta menghapus batas tak terlihat yang secara kultur
memisahkan mereka dengan cara-cara yang mengagumkan. Dari buku-buku harian itu,
Erin paham bahwa dia harus membuat para muridnya sadar, bahwa perang antargeng
yang mereka alami bukanlah segalanya didunia. Melalui cara mengajarnya yang
unik, dia berusaha membuat para muridnya sadar bahwa dengan pendidikan, mereka
dapat mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pihak sekolah juga mendiskriminasikan fasilitas buku. Erin
yang pada saat itu ingin meminjam buku-buku diperpustakaan untuk
murid-muridnya, tidak mendapatkan izin dari pihak sekolah. Alasan yang diberikan
oleh pihak sekolah pun tidak masuk akal. Mereka takut jika memberikan izin,
buku-buku itu hanya akan dirusak ditangan murid-murid Erin. Namun Erin Guwell tidak mudah menyerah, ia
membelikan buku-buku baru tentang kehidupan geng yang lekat dengan keseharian
mereka. Ia mendapatkan uang dari kerja sampingannya. Setiap muridnya mendapatkan buku The Diary of Anne Frank dan
Zlata’s Diary : A Child’s Life in Sarajevo. Anne Frank adalah seorang gadis
remaja yang merupakan korban Holocaust, Anne menuliskan setiap kejadian dalam
hidupnya disebuah diary. Anne Frank dan keluarganya sampai mengungsi ke
Amsterdam Belanda, mereka menghindari kejaran dari Nazi Jerman. Peristiwa yang
terjadi adalah pembantaian terhadap kelompok Yahudi di Eropa. Peristiwa ini
merupakan perang dunia II oleh Nazi Jerman. Begitu pun juga dengan Zlata. ia
juga harus berjibaku dengan kekerasan di sekelilingnya. Buku-buku yang
digunakan Erin Gruwell untuk mendidik murid-muridnya dalam film ini, semuanya
merupakan buku yang benar-benar ada. Erin memberikan buku-buku itu pada
murid-muridnya supaya mereka dapat belajar. Erin mengajarkan bahwa ada banyak
orang lain dibelahan bumi ini, mengalami hal yang sama bahkan lebih kejam
daripada apa yang pada saat ini mereka hadapi.
Erin juga membawa murid-muridnya mengunjungi Museum
Toleransi. Disana murid-muridnya belajar mengenai toleransi, hal ini berkaitan hidup dengan mereka yaitu beraneka
ragam suku, agama dan juga ras. Pada saat masuk setiap orang akan diberikan
sebuah foto anak kecil dan saat keluar dari museum, mereka akan mengetahui
apakah anak tersebut selamat atau mati.
Suatu hari murid-murid Erin Gruwell menginginkan untuk bisa
menghadirkan Miep Gies. Ia adalah seorang wanita yang memberikan perlindungan
kepada keluarga Anne Frank semasa perang dunia II dari kejaran Nazi Jerman.
Miep Gies masih hidup dan tinggal di Amsterdam Belanda. Untuk mendatangkan Miep
Gies dari Belanda ke Amerika, murid-muridnya mengumpulkan dana dengan membuat
bazaar di sekolahnya. Akhirnya akibat usaha keras murid-muridnya, Miep Gies pun
dapat datang ke Amerika. Sebelum mendatangkan Miep Gies, Erin Gruwell telah
menugaskan murid-muridnya untuk menulis surat ke Miep Gie. Surat-surat dari
murid-muridnya itupun telah dikirimkan Erin dan telah di baca oleh Miep Gies,
sebelum ia datang ke Amerika. Murid-muridnya akhirnya bisa bertemu langsung,
berdialog dan sharing dengan wanita itu. Apa yang dilakukan Erin sangatlah
mengagumkan. Namun sayang, peraturan disekolah mengakibatkan Murid-murid Erin
terpisah pada kelas selanjutnya. Keinginan untuk terus diajar olehnya sang guru
ditentang oleh pihak sekolah, karena Erin Gruwell dianggap masih guru baru.
Namun karena perjuangannya yang gigih, akhirnya Erin Gruwell bisa mengajar
murid-muridnya sampai akhir.
Erin Gruwell mengadakan suatu proyek. Murid-muridnya diminta
untuk menuliskan isi dari diary mereka ke komputer. Tulisan itu akan di jadikan
sebuah buku dan diterbitkan. “Murid-murid Erin” menyebut diri mereka adalah
Freedom Writers. Bahwa dengan menulis, mereka bisa merubah diri mereka sendiri,
keluarga dan lingkungan mereka, bahkan bisa merubah dunia. Bersama Erin, mereka
akhirnya membentuk sebuah yayasan bernama Freedom Writers Foundation. Yayasan
itu bergerak untuk memberikan metode pembelajaran yang lebih baik di sekolah
berdasarkan toleransi. Dari diary murid-murid ruang 203 itulah lahir buku The
Freedom Writers’s Diary dan film Freedom Writers.
Para tokoh Freedom writers
Pendekatan
yang digunakan oeh guru dalam film tersebut,
1.
Pendekatan
Konstruktivisme
Pada film freedom writers guru
melakukan pendekatan, yaitu Pendekatan
konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan
pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat
diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan yaitu
pada film tersebut, guru memberikan suatu buku tulis kerja siswa, sebagai bahan
untuk menuangkan segala pencitraan, perasaan siswa dan pengalaman sedih, duka
maupun duka. Pada
dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar
yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Pendekatan konstruktivisme digunakan
Mrs. Erin yaitu dengan siswa diberi kebebasan dalam mengekspresikan segala
pemikirannya di buku tulisan tersebut. selain itu siswa diberikan bahan ajar
seperti buku untuk melatih siswa untuk membaca dan menambah pengalaman mereka.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya
sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu ,
guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan unutk
meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi. Pada film tersebut , Mrs. Erin
Gruwwel membuat dan berusaha agar siswanya aktif, itu dibbuktikan dengan sebuah
permainan garis, dimana siswa tersebut aktif dipermainan tersebut dan
menyenangkan dengan permainan tersebut. sehingga siswa menjadi aktif dan
mengenal satu sama lain dengan perpindahan posisi tempat duduk secara
acak. Jadi pendekatan yang pas pada film
tersebut adalah pendekatan konstruktivisme yang merupakan pembelajaran yang
lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan
kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu
melalui aktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang
konstruktivisme, namun terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya
pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains.
Pada
film tersebut, terdapat beberapa pendekatan konstruktivisme.
1.
Konstrukstivisme
Individu
Yaitu para
psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu, kepercayaan,
konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis
individual. Konstruktivisme individu tersebut termuat pada salah seorang siswa
yang pergi keperpustakaan dan mencari buku untuk dibacanya. Kemudian , seorang
siswa yang menulis dan menuangkan pikirannya dibuku, selain itu, mereka diberi
kebebasan untuk menulisnya di naskah computer untuk menjadi cerita sejarah
Fredom Writer.
2.
Konstruktivisme
sosial
Menurut
Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa
yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara bersama-sama.
Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks
budaya yang berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya
membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual.
Dalam film tersebut, satu kelas
siswa diajak pergi ke Museum untuk diperlihatkan dunia dan hal-hal baru dan
mengenang masa lalu yang suram dan menakutkan. Para siswa diperlihatkan benda
bersejarah, kemudian diperlihatkan video sejarah pemusnahan Yahudi di Amerika
serikat. Kemudian mereka di beri narasumber yang menceritakan peristiwa
terjadinya pemusnahan Yahudi yang menakutkan. Dengan adanya pendekatan
konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan
oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung
sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan
menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori
dan Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan
pengalaman yang ada dalam diri siswa.
. Mereka pun terkesan dan berkeinginan
untuk mengundang narasumber tersebut kesekolah untuk menceritakan kembali
sejarah dan proses kronologi kejadian tersebut. lalu mereka bersama-sama untuk mengundang
salah satu narasumber kesekolah, kegiatan ini berhasil, dengan adanya hal ini,
guru telah berhasil untuk melakukan pendekatan konstruktivisme secara kelompok.
2.Pendekatan
Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan
yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar
tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi
perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep merupakan
struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman. Pendekatan
Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan
konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep
itu diperoleh. Dalam film tersebut, siwa diberikan buku bacaan untuk dibaca
secara rutin oleh siswa, kemudian siswa pun membaca buku tersebut.
Dalam film tersebut, Langkah-langkah
mengajar dengan pendekatan konsep melalui
tahap enaktik yaitu,
.Tahap
enaktik
Tahap enaktik dimulai dari:
– Pengenalan benda konkret. Pada film tersebut, Benda konkret nya yaitu
buku bacaan, benda yang ada dimuseum,
–
Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru. Yaitu video
yang ada dimuseum mengenai kerusuhan dan teror, dikaitkan dan sangat berkaitan
dengan pengalaman mereka.
–
Pengamatan, penafsiran tentang benda baru
Mereka
akan mengamati, menafsrkan benda benda, foto-foto yang ada dimuseum untuk
dimati dna dipahami sebagai pembelajaran mereka.
Jadi, pendekatan yang ada didalam film
tersebut yaitu pendekatan konstruktivisme dan pendekatan proses, diamana guru
berhasil menerapkan pendekatan tersebut pada muridnya sehingga muridnya menjadi
siswa yang baik, pintar dan mampu bersaing meskipun terdapat banyak perbedaan
ras dan golongan.
ok lebih dan kurangnya mohon maaf yah :) ijum undur diri dulu
Wassalamu'alaikum wr.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar