KEGIATAN
I
RANGKAIAN
THEVENIN DAN NORTON
I. TUJUAN
1. Dapat
memahami teorema Thevenin dan teorema Norton serta penggunaannya pada rangkaian
arus searah.
2. Dapat
menganalisis dan merubah suatu rangkaian ke dalam bentuk rangkaian ekivalen
Thevenin dan Norton
II.
DASAR
TEORI
Menurut sutrisno (1986:1-9) ada 2 bentuk rangkaian
setara, yakni rangkaian thevenin dan rangkaian setara northon.ranggkaian setara
thevenin menggunakan sumber tegangan tetap, yakni sumber tegangan ideal dengan
tegangan keluaran yang tak berubah, berapapun besarnya arus yang diambil
darinya. Rangkaian setara northon menggunakan sumber arus tetap yang dapat
menghasilkan arus tetap, berapapun besar hambatan yang dipasang pada
keluarannya.
A.Rangkaian
Thevenin
Dalil thevenin menjelaskan bahwa setiap rangkaian
dengan dua ujung atau gerbang tunggal, dapat digantikan dengan sumber tegangan
tetap atau suatu gaya gerak listrik (GGL) dan suatu hambatan seri dengan ggL
tersebut.
Gambar
1 rangkaian setara untuk rangkaian dua gerbang.
Jika
rangkaian ada dalam keadaan terbuka
Vo=
εTh - IRTh = εTh, I=0.
Voltmeter
yang menggunakan tegangan terbuka
Untuk menghitung RTh
RTh= R1
// R2
Suatu
pengukuran yang sekaligus dapat menentukan εTh dan Ro adalah
menunjukkan antara vo dengan arus beban.
Maka pada tegangan keluaran vo dapat
diukur:
Vo=Eth-iLRo
B.Rangkaian
Setara Norton
Suatu piranti atau rangkaian dengan
hambatan keluaran yang amat besar berperilaku seperti suatu sunber arus
tetap,yaitu suatu piranti yang menghasilkan arus keluaran yang tak bergantung
pada hambatan beban yang dipasang.
Jika R0>> RL maka IL = ≌ , akibatnay setiap
nilai RL, asalkan R0>>RL, akan kita dapatkan arus Il yang boleh dikatakan
tetap. V0 akan berubah dengan nilai RL oleh karena V0 = ILRL, suatu sumber arus
tetap mempunyai R0 = pada gambar diatas ,
biala kedua ujung – ujung keluaran rangkaian Northon kita hubungkan singkat, seluruh
arus In akan mengalir melalui keluaran, arus ini sama dengan arus yang mengalir
bila kedua ujung Rangkaian Thevenin dihubungkan maka akan menjadi arus Northon.
Menurut Jumran(2016:4) Teorema Thevenin menyatakan bahwa rangkaian dua terminal linear dapat
diganti oleh rangkaian ekivalenyang terdiri dari sumber tegangan secara seri
denganVTH resistorRTH, di mana VTHadalahtegangan
rangkaian terbuka pada terminal dan RTH adalah input atau setara
perlawanan di terminal saat sumber independen dimatikan. Teorema Norton
menyatakan bahwa rangkaian dua terminal linear dapat diganti oleh rangkaian
ekivalen yang terdiri dari IN sumber arus secara paralel dengan
sebuah resistor RN, di mana IN adalah hubungan pendek
arus melalui terminal dan RN adalah input atau setara perlawanan di
terminal ketika sumber-sumber independen dimatikan.
Menurut David William Cooper (1984:151-152)
Rangkaian Thevenin merupakan rangkaian pengganti pada suatu rangkaian tertutup
diamana untuk mencari besar tegangan yaitu
digunakan rumus:
Untuk
rangkaian dengan 4 buah resistor memiliki tegangan
Ecd
= Ecd-Ead =
I1
= atau I2 =
Denga demikian
Ecd
= E ( )
Tahanan rangkaian pengganti Thevenin
diperoleh dengan melihat kembali terminal- terminal rangkaian, rumus tahanan
tersebut adalah:
Rth
= ( )
Untuk mencari arus Thevenin dalam
rangkaian yaitu:
I1
=
Maka didapatkan arus dalam suatu
rangkaian Thevenin.
Menurut muhammad Ramdani(2005:99-118),
Pada teorema Thevenin berlaku bahwa :
Suatu
rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber
tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua terminal
yang diamati.
Tujuan
sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu
membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan seri
dengan suatu resistansi ekivalennya.
Rangkaian pengganti Thevenin :
Cara memperoleh impedansi
penggantinya (Zth) adalah dengan mematikan atau menon aktifkan semua sumber
bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber tegangan tahanan dalamnya = 0 atau
rangkaian short circuit dan untuk sumber arus tahanan dalamnya = ∞ atau rangkaian open
circuit). Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau
sumber tak bebasnya, maka untuk memperoleh impedansi penggantinya, terlebih
dahulu kita mencari arus hubung singkat (isc), sehingga nilai resistansi
penggantinya (Zth) didapatkan dari nilai tegangan pada kedua terminal tersebut
yang di-open circuit dibagi dengan arus pada kedua terminal tersebut
yang di- short circuit .
Pada
teorema norton ini berlaku bahwa :
Suatu
rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber
arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah impedansi ekivelennya pada dua terminal
yang diamati.
Tujuan untuk menyederhanakan analisis rangkaian,
yaitu dengan membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel
dengan suatu impedansi ekivalennya.
Menurut Wang (1994:44) Thevenin
dan Teorema Norton adalah dua yang paling banyak digunakan untuk teorema
menyederhanakan rangkaian linear untuk kemudahan analisis jaringan.Pada tahun
1883, telegraf Perancis insinyur ML Thevenin Teorema diterbitkan tentang
analisis jaringan metode. Empat puluh tiga tahun kemudian, insinyur Amerika EL
Norton di Bell Telephone laboratorium menerbitkan sebuah teorema yang sama,
tetapi ia menggunakan sumber arus untuk menggantikan sumber tegangan dalam
rangkaian ekuivalen. Kedua teorema negara bahwa setiap jaringan dua terminal
linear rumit dengan pasokan listrik dapat disederhanakan rangkaian ekivalen
yang mencakup sumber tegangan yang sebenarnya (Thevenin Teorema) atau sumber
arus yang sebenarnya (Norton Teorema).
III.
ALAT DAN KOMPONEN
1.
4 resistor masing-masing resistansinya 100 ohm, 150 ohm, 220 ohm, 300 ohm
2.
3 resistor masing-masing resistansinya 10 ohm, 1 resistor resistansinya 20 ohm
3.
Power suplay
4.
Multimeter
5. Bread board dan kabel
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan
1
1. Disusunlah
rangkaian percobaan seperti gambar 3 berikut.
2. Ditentukan
VTH dengan cara mengukur tegangan terbuka antara ujung A dan B
3. Ditentukan
IN dengan cara mengukur arus yang mengalir jika A dan B dihubung
singkat.
4. Ditentukan
RTH dan RN dengan cara mengukur resistansi antara A dan B
dimana sumber tegangan diganti hubung singkat, sumber arus diganti hubung buka.
5. Dibandingkan
hasil pengukuran tersebut dengan hasil perhitungan.
Percobaan
2
1. Disusunlah
rangkaian percobaan seperti gambar 4 berikut
1. Ditentukan
VTH dengan cara mengukur tegangan terbuka antara ujung A dan B
2. Ditentukan
IN dengan cara mengukur arus yang mengalir jika A dan B dihubung
singkat.
3. Ditentukan
RTH dan RN dengan cara mengukur resistansi antara A dan B
dimana sumber tegangan diganti hubung singkat, sumber arus diganti hubung buka.
4. Dibandingkan
hasil pengukuran tersebut dengan hasil perhitungan.
Note: Agar tidak merusakkan multimeter,
dalam menggunakan multimeter gunakan batas ukur yang paling besar dulu, baru
jika tidak ada kesalahan polaritas dan batas ukur tidak dilampau, batas ukur
diperkecil.
V.
DATA
HASIL PERCOBAAN
VI. Pembahasan
Pada
percobaan ini kami melakukan percobaan tentang rangkaian tehevenin, rangkaian
thevenin merupakan rengkaiana pengganti dimana sumber tegangan diserikan, yang
terjadi pada rangkaian linier yang terbuka. Seperti gambar dibawah:
Sedangkan
rangkaian Northon adalah rangkaian pengganti dimana sumber arus diparalelkan yang
terjadi pada rangkaaian linier dengan dua ujung terbuka. Seperti gambar dibawah
ini:
Pada
percobaan pertama ini, dilakukan sebanyak dua kali, dimana alat dan komponen
alat sesuai panduan prosedur kerja. Pad apercobaan ini, kami mencari dari
masing-masing rangkaian dari Rth, Vth dan In serta Rn. Pad apercobaan kami
menggunakan alat dan bahan di materi, tapi R1= 220 ohm, R2= 150 ohm, R3= 300
ohm. Dan R4= 100 ohm. Dikarenakan keterbatasan alat kami. Kami membuat
rangkaian Thevenin seperti gambar dibawah:
Setelah
selesai merancang alat, rangkaian dihubungkan dengan A dan B dengan multimeter,
kami menghitung Vth dengan rumus:
Vth=
Maka Vth = = A
Kemudian
dihitung Rth dengan rumus:
Rth
= skala terbaca x Batas ukur
= 50 ohm x 5 ohm
= 250 ohm
Kemudian
untuk mencari IN digunakan rumus Hukum Ohm yaitu:
IN = = = A
Untuk
Rn = Rth karena merupakan resistansi impedansi antara ujung terbuka rangkaian
asli, dimana semua sumber internal berharga nol. Maka Rn= Rth= 250 ohm.
Pada
rangkaian kedua digunakan sumber resistor yang lebih kecil dari Rangkaian
Thevenin untuk rangkaian Northon, yaitu 1 buah resistor yang resistansinya 20
ohm dan 3 buah resistansi resistor yang beresistansi 20 ohm, lalu dirangkai
membentuk rangkaian Northon, seperti gambar dibawah:
Untuk menghitung Vth
dan Rth, maka digunakan multimeter dengan cara yang sama seperti rangkaian
Thevenin:
Vth=
Maka Vth = = 1 volt
Kemudian
dihitung Rth dengan rumus:
Rth
= skala terbaca x Batas ukur
= 50 ohm x 5 ohm
= 250 ohm
Kemudian
untuk mencari IN digunakan rumus Hukum Ohm yaitu:
IN = = = A
Maka
diperoleh Vth1 = 15 x v, Vth2 = 1
v, Rth1
= 350 ohm, Rth2
= 250 ohm,
IN1 = 6 x A, IN2
=
4 x A, Rn1 dan Rn2
= 250 ohm.
Berbeda
dengan hasil praktikum, hasil teori tidak sesuai dengan hasil praktikum, pada
percobaan ini, Rth dapat dicari dengan mengubah rangkaian tersebut menjadi:
Langkah
pertama yaitu menghitung R1 dan R2 dan R3R4 yang bisa diparalelkan, maka :
1/RP1 = 1/R1+ 1/R2
1/RP
= 1/220Ω + 1/150Ω
1/RP
=
1/RP
= 370 Ω / 33000 Ω2
1/RP
= 89,18 Ω
Sedangkan untuk R3 dan
R4 yaitu
1/RP2 = 1/RS + 1/R4
1/RP
= 1/300 Ω+ 1/100 Ω
1/RP
=
1/RP
= 75 Ω
Maka
untuk nilai Rth adalah dengan menjumlahkan keduanya secara seri yaitu:
Rth = Rp1 + Rp2 =
889,18 Ω + 15 Ω = 164,18 Ω
Percobaan
kedua nilai Rth yang diperoleh juga tidak sesuai dengan teori, untuk menentukan
Rth maka sumber tegangan dihubungkan secara singkat menjadi:
Maka untuk menghitung Rth yaitu:
Rth = (R1//R2+R3)//R4
Tentukan R1 dan R3 dahulu :
R1//R3 = = = = 6,6 Ω
R1//R2+R3 = 6,6 Ω + 10 Ω 16,6 Ω
Rth = 16,6 Ω// 10 Ω
=
= 6,24 Ω
Sedangkan
perhitungan εth pad percobaan 1 untuk rangkaian
dibawah :
Maka :
Εth
= Eab = E (
- )
= 5 v (
- )
= 5v ( 0,423 – 0,6 )
= 5v ( - 0.177)
= 0,8 v
Maka untuk menghitung arus yaitu :
IN = = = 36,5
x
A
Pada percobaan kedua
dipakai arus 300 MA , artinya harus
menghitung tegangan dan hambatan terlebih dahulu. Rangkaiaanya yaitu :
Rp = R3 + R4
Maka I0 =
E = I0 (R1+ Rp)
E = I0 (
R1
+ )
E = 5 v (
- )
E = (0.3 A) ( 10 + 6,67)Ω
E = 5 v
Jadi
tegangan yang digunakan untuk arus mengalir yaitu 5 V dan 300 mA
atau
0,3 A.
Untuk
mengetahui harga Vth maka dibentuk rangkaian, yaitu;
Dengan
demikian I3 = I1 = I2 / 2
= 300
Ma / 2
= 150 mA
Maka, Eth =
Vob = I2 . R4 = 0.5 A . 10 Ω = 1,5 v
Maka diperoleh :
IN = Vth
/ Rth = 1.5 v / 6.24 Ω = 0,2403 A = 2,4 x 10-4 A
Dari perhitungsn diatas, maka sudah
sangat jelas bahwa perhitungan praktikum dengan perhitungan teorinya berbeda.
Dapat dituliskan bahwa Rth praktikum = 250 Ω Rth teori = 164,18 Ω,
Vth praktikum= 15 x 10-2
v, Vth teori = 0.8 V, IN praktikum
= 4 x 10-3 A
dan IN teori = 2.4 x 10-4. Perbedaan ini
disebabkan adanya praktikan kurang teliti dalam menghitung dan menggunakan alat
yang dipraktikumkan, praktikum juga kurang teliti dalam mempraktikkan alatnya,
kemudian faktor dari alat yang digunakan, yaitu karena adanya hambaran dalam
pad a multimeter yang digunakan, sehingga keadaan ini mengakibatkan adanya
pertambahan R( hambatan ) dalam pehitungan multimeter, kemudian pengaruh karena
arus yang mengalir dikarenakan hambatan dalam yang besar.
Kesimpulan
1. Dalil
Thevenin menjelaskan bahwa suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan
hanya terdiri dari satu buah sumber tegangan yang dihubung serikan dengan
sebuah tahanan ekivalennya.
Rangkaian
itu digambarkan
2. Dalil
Norton menjelaskanbahwa suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan
hanya terdiri dari satu buah sunber arus yang dihubung pararelkan dengan sebuah
tahanan ekivalennya.
Rangkaian
ini digambarkan
3. Untuk
mencari Rth, Vth, dan INdigunakan rumus.
RTh = Rn
= Rs + Rp
Vth/N = E.
-
IN =
DAFTAR
PUSTAKA
David cooper, William. 1994. Instrumen Elektronik dan Tekhnik Pengukuran.
Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Jumran. 2016. Jurnal Laporan ElektronikaDasar 1. Makassar. Diakses di:
Http.academiedu.com.
Ramdhan, Muhammad. 2005. Rangkaian Listrik. Bandung: Tekhnik
Fisika ITS.
Sutrisno. 1986. Elektronika. Bandung: Penerbit ITB.
Wang,
Meizong.1994. Understandable Electric
Circuits.China : Global Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar