Senin, 19 Desember 2016

pengelolaan kelas



Pengelolaan kelas
            Menurut Hadari Nawawi Pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
            Definisi pengelolaan kelas atau pengelolaan kelas yang dipetik dari informasi Pendidikan Nasional bahwa ada lima definisi pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini.
1.      Pengelolaan  kelas yang bersifat otoritatif, yakni seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
2.      Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini menekankan bahwa tugas guru adalah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak secara alamiah.
3.      Pengelolaan  kelas  yang berdasarkan  prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan (reinforcement).
4.   Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci. Peranan  guru adalah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat. Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
5.      Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru adalah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif. Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (Depdikbud, 1982).
            Disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah kemampuan atau keterampilan guru dalam mendayaguankan potensi siswa melalui stimulasi guru, motivasi, inovasi dan lainnya dengan tujuan mengupayakan siswa agar memahami dan menguasai pembalajaran serta membangkitkan pola pikir yang luas dan berbeda.
            Dalam pengelolaan kelas materi yang saya gunakan yaitu materi Fluida, dimana materi ini mengharuskan membagi kelompok untuk siswa SMA dalam pembelajaran fisika, materi ini cocok dengan pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan kondisi – kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Dalam pendekatan kelompok , materi ini dibagi secara adil dan sama, artinya tidak ada siswa yang merasa sulit mempelajari materi ini, selain itu siswa juga dilatih untuk belajar bertanggung jawab untuk memahami dan mempelajari hal masing masing materi yang telah diberikan dan dibagi guru. Kemudia siswa belajar secara mandiri dengan menemukan sendiri ilmu yang ada. Pendekatan ini memungkinkan siswa aktif dalam belajar, guru sebagai pengarah, pembimbing dan pengevaluasi materi yang dipelajari siswa. 
            Kemudian saya menggunakan model pembelajaran untuk mengelola kelas saya yaitu menggunakan model pembelajaran, terdapat banyak sekali model pembelajaran , namun model pembelajaran yang akan saya gunakan yaitu model pembelajaran Jigsaw. Model pembelajaran jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
            Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya ( Rusman, 2008.203).
            Sebelum saya menerapkan dengan model pembelajaran, guru harus tau bahwa guru sebagai fasilitator, pengendali, pengarah , dan evaluator.
A.    Guru sebagai pengarah
            Artinya guru membimbing siswa untuk belajar, dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, dimana guru harus paham apa tujuan dari pembelajaran fluida, bagaimana trik dalam memusatkan perhatian siswa, guru juga harus menjadi pembimbing dan pengarah yang jelas agar ia tau apa yang menjadi kesulitan siswa dalam mempelajari fluida.  
B.     Guru sebagai pengendali
            Artinya guru membari peraturan dalam belajar, artinya siswa harus mematuhi aturan tersebut, seperti saat guru menjelaskan siswa harus mendengarkan, jika tidak, guru harus memberi teguran, guru juga harus tau apa saja penyimpangan-penyimpangan yang akan dilakukan siswa saat belajar, kemudian guru juga harus bisa mengatasi keadaan tersebut, kemudian guru harus bisa mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa saat belajar, lalu mengetahui cara mengatasi kendala tersebut. Dengan adanya peran guru sebagai pengendali maka siswa menjadi lebih mudah belajar dan mendidik siswa untuk belajar patuh, serta dapat membuat siswa lebih teratur dan disiplin dalam belajar. Guru juga harus memahami karakteristik setiap siswa serta guru harus mempunyai tehnik tersendiri dalam menghadapi dan mengajar siswa yang berkepribadian dan bersikap yang berbeda-beda. Guru juga berhak menentukan aturan tatanan tempat duduk siswa agar siswa tidak bosan dalam belajar dan lebih tau dan lebihbdekat terhadap teman sekelas, hal ini menghindari pola belajar dan pola tempat duduk siswa yang monoton dan cenderung berkelompok dan memilih sendiri-sendiri tanpa mengadakan kerjasama dan tidak mengenali teman-temannya, maka hal ini membuat siswa monoton, sehingga guru harus efektif san efisien dalam mengatur tempat duduk siswa dengan adil dan secara merata tanpa memandang beda kemampuan dan status.      
C.     Guru sebagai fasilitator
            Artinya guru harus memahami apa saja peralatan dan fasilitas yang digunakan untuk belajar materi fluida, fasilitas yang dibutuhkan yaitu meja guru, kursi guru, papan tulis, infokus, laptop, buku untuk belajar siswa yang akan dipinjamkan diperpustakaan, guru harus pandai untuk menyiapkan materi agar penjabaran materi secara garis besar dapat dipahami siswa dengan mudah.
D.    Guru sebagai Evaluator
            Artinya guru dapat mengevaluasi diakhir pembelajaran, guru dapat menambahkan kembali materi yang belum lengkap, kemudian guru juga member motivasi untuk membantu siswa dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari hari, guru juga harus kreatif dalam membuat motivasi, agar siswa mudah dalam menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Jigsaw
1.      Guru membuka pelajaran dan memusatkan perhatian
Guru harus memulai pelajaran tepat waktu, guru membuka pelajaran tepat waktu,  guru harus bisa mengalihkan perhatian anak untuk memperhatikan penjelasan guru. Guru juga harus berwibawa agar anak didiknya bisa patuh dan menghargai.
2.      Guru menyampaikan tujuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi fluida yang akan disampaikan, dalam menyampaikan tujuan, guru tidak sembarangan, artinya guru dapat membimbing, membimbing dan memandu dari setiap aktivitas yang harus dilakukan siswa, Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
3.      Guru menyajikan informasi materi kepada siswa dan member motivasi siswa
Materi yang disampaikan guru hanya garis besar saja , dalam pengelolaan kelas ini, guru menjadi sebuah pusat informasi dan pembimbing siswa. Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran di dalam kelas banyak macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT.
Kemudian guru memberi motivasi kepada siswa Manager mengelola kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas: merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran  dan memotivasi, mendorong, serta menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward. Dalam rangka materi pembelajaran fluida ini, saya sebagai seorang guru akan memberikan suatu reaward bagi siswa yang mampu menjawab kuis saya. Yaitu yang berhubungan dengan materi fluida. Guru juga harus membangkitkan semangat dan tanggung jawab siswa untuk belajar berpikir mandiri dan secara berkelompok. Agar siswa dilatih untuk bertanggung jawab dan belajar memahami tugasnya masing-masing.
4.      Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok
 Dengan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji).  Kelas saya dengan jumlah 30 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran yaitu materi fluida statis, fluida dinamis, aplukasi fluida statis dalam kehidupan sehari hari, aplikasi fluida dinamis dalam kehidupan sehari-hari dan hubungan fluida statis dan fluida dinamis, maka dari 30 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 6 siswa dan 6 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal. Dalam pengeloaan kelas disini guru sebagai fasilitator yang memberi fasilitas seperti meminjamkan buku yang ada diperpustakaan agar kemampuan belajar dan berpikir siswa luas, guru juga memperbolehkan siswa untuk browsing diinternet menggunakan komputer sekolah untuk menambah literature siswa.
5.       Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,
 mereka kemudian  diarahkan untuk kembali kekelompok asal untuk menceritakan materi apa yang mereka diskusikan dan pelajari, dalm menyampaikan informasi, guru member intruksi agar sejelas mungkin siswa dalam menjelaskan materi yang dibahas dikelompok tadi. Selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan. Dalam presentasi siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi, guru harus menarik perhatian siswa agar situasinkondusif tanpa gangguan dari lingkungan, guru harus membuat siswa perhatian saat siswa lain menjelaskan, kemudian guru juga member fasilita siswa yaitu infokus, spidol, pennghapus, kemudian guru juga membimbing dalam waktu yang akan dibutuhkan dan dibatasi untuk presentasi siswa, jika ada yang lebih dari batasan waktum, guru juga berhak menegur dan membatasi siswa supaya waktunya cukup.
6.      Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
            Dalam memberikan kuis, guru harus memberi kuis sesuai materi, guru tidak boleh memberi kuis diluar materi, selain itu, guru mmeberi soal kuis dengan membacakan soal , siapa yang bisa menjawab dia tunjuk tangan, lalu siapa yang tercepat maka guru memilih siswa tersebut tanpa pilih kasih, lalu siswa menjawab, dalam mengelola kelas, , guru memilih dan membagi secara adil, tidak boleh pilih kasih.
7.      Guru memberikan penghargaan atau reaward pada kelompok melalui skor penghargaan
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. bagi siswa yang salah menjawab, maka guru harus memberikan penguatan atau semangat dan motivasi agar siswa tersebut tetap semangat dan termotivasi dalam belajar.
8.      Guru menyimpulkan dan mengevaluasi pembelajaran
Setelah kuis, maka guru memberikan kesimpulan dan evaluasi materi pelajaran tentang fluida, kesimpulannya berupa garis besarnya saja, kemudian guru membenarkan materi yang sekiranya kurang tepat, lalu guru mengevaluasi pembelajaran Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain mengetahui, mengerti, mengaplikasikan, analisis, sintesis (analisis dalam berbagai sudut), evaluasi.
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka.
9.      Guru menutup pelajaran
Sebelum guru menutup pelajaran. Guru terlebih dahulu menyampaikan materi pertemuan selanjutnya, guru menyampaikan dengan jelas dan terarah, kemudian guru kembali memotivasi siswa tentang pembelajaran fluida . contohnya “fluida itu ada disekitar kita, maka ayo pahami, pelajari dan amati”, untuk membuat anak-anak lebih termotivasi, kemudian guru mengucapkan terima kasih atas perhatian murid, kemudian guru mengucapkan salam pada murid, lalu guru merapikan semua fasilitas seperti mematikan infokus, menyuruh siswa menghapus papan tulis dan mengembalikan buku perpustakaan.
            Dengan adanya pengelolaan kelas, maka guru akan lebih mudah dalam memberikan pengajaran kepada siswa-siswanya, siswa-siswa menjadi termotivasi, menjadi lebih semangat dalam belajar. Keberhasilan pengelolaan kelas tidak lepas dari kerjasama guru, siswa dan pihak sekolah. Serta kerja keras guru dalam mendidik dan mengajarkan siswa dalam memotivasi dan member inisiatif untuk siswanya. Pengelolaan kelas sangat penting bagi guru dikarenakan untuk mencapai pemahaman dan mencapai tujuan dari materi yang diajarkan, guru juga dengan mudah dapat memahami situasi dan memiliki tehnik dalam mengahadapi bberbagai model karakteristik siswa didalam pembelajaran yang berlangsung.

model pembelajaran picture and picture



MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang lain.
Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
 

 Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. dalam hal ini saya menggunakan fase-fase bulan sebagai materi pembelajaran saya. 

2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.
Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi.

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indicator yang telah ditetapkan. dari materi fase bulan tersebut.

7. Kesimpulan/rangkuman
Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran, dan penutup pelajaran.



Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and Picture:
Kelebihan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir,
4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas
Kekurangan:
1. Memakan banyak waktu
2. Banyak siswa yang pasif.
3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.
4. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain
5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
KESIMPULAN
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran.

laporan LDR elektronika dasar



LAPORAN PROJECT ELEKTRONIKA DASAR 1
“ADAPTOR

DOSEN PENGAMPU : Fibrika Rahmat Basuki, S.Pd., M.Pd


lambang-unja.jpg


Disusun oleh              :           Kelompok
Anggota                      :          
1.      Anjar Widaningrum                                 (A1C315022)
2.      Jumainah                                                  (A1C315037)
3.      Muhammad Nuruzzaman                        (A1C315011)
4.      Nindi Ayu Latiffah                                   (A1C315017)
5.      Yuhani Agustri                                         (A1C315034)
6.      Yulia Ningsih                                             (A1C315027)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

KATA PENGANTAR
             Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Project Elektronika Dasar 1 yang berjudul “Adaptor”  ini. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar 1 pada Program Studi Pendidikan Fisika di Universitas Jambi.  
          Laporan ini terdiri dari lima sub bab utama yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metode, hasil dan pembahasan serta penutup. Penjelasan mengenai  pengertian, komponen-komponen, dan prinsip kerja dari adaptor akan dijelaskan pada kajian pustaka.. Sedangkan mengenai hasil dari pembuatan Adptor akan dijabarkan didalam pembahasan.
            Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih.
            kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
          Demikianlah, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Khususnya bagi mahasiswa-mahasisiwi Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kependidikan.
                                                                                    Jambi, Desember 2016

                                                                                    Tim Penyusun







BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam penelitian ilmu pengetahuan peranan elektronika telah memasyarakat. Peralatan-peralatan dalam kimia, fisika, dan biologi banyak sekali yang menggunakan elektronika yang amat canggih. Demikian juga alat-alat uji dan ukur yang digunakan dibengkel-bengkel elektronik dan laboratorium ilmu dan teknilogi.
                        Dinegara kita kemampuan dalam bidang elektronika amat diperlukan untuk melakukan reparasi peralatan yang rusak, maupun untuk merancang peralatan elektronika. Perancangan masih ada pada taraf menggunakan kompone-komponen elektronika yang tersedia dipasaran dan rangkaiannya pada PCB (Printed Circuit Board) serta salah satu komponen pentingnya ialah Transistor beserta LDR.
LDR merupakan resistor yang dapat berubah-ubah nilai tahanannya tergantung pada besar kecilnya penerimaan cahaya. Hal tersebut dapat dimanfaatan dalam melakukan pembuatan sensor cahaya dengan memanfaatkan kepakan terhadap perubahan cahaya untuk upaya optimasi penggunaan energi listrik yang digunakan dalam penerangan lampu. Prinsip dasar yang digunakan dalam pemanfaatan resistor LDR sebagai komponen sensor ini pada perubahan nilai tahanan dan jumlah arus yang mengalir pada rangkaian. Sehingga sebelum lebih jauh mengenal proses perancangan sensor sebaiknya menguasahi dahulu dalam melakukan pengukuran terhadap tahanan dan arus listrik pada kondisi cahaya yang berbeda-beda.
            Oleh karena ini praktikum mengenai rangkaian LDR ini sangat bermanfaat dalam belajar menyangkut mata perkuliahan Elektronika Dasar mengenai pengukuran tahanan dan arus pada suatu rangkaian LDR. Untuk  hal diatas mutlak diperlukan kemampuan untuk berfikir dalam bidang elektronika, sehingga dengan melihat rangkaian elektronika yang baru dikenal segera dapat memikirkan fungsi masing-masing komponen didalam rangkaian. Dengan kemampuan ini kita akan dapat memperbaiki peralatan elektronik, atau membuat perlatan berdasar pada gambar rangkaian, serta mengadakan perubahan-perubahan untuk meningaktakn kemampuan yang ada.   
Sebagai mahasiswa Pendidikan Fisika yang dituntut mempunyai keahlian dalam melakukan optimasi dan control terhadap berbagai proses kejadian cahaya dan penerangan, lampu atau penerang dengan menggunakan sensor. Oleh karena itu, praktikum mengenai pengukuran tahanan dan jumlah arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian LDR pada setiap kondisi cahaya yang berbeda dapat bermanfaat dalam mengasah dan melatih kemampuan mahasiswa sebagai dasar dalam pembuatan sensor khususnya sensor cahaya.

1.2.Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dan kegunaan dari sensor cahaya  LDR?
2.      Apa saja komponen- komponen untuk membuat Sensor cahaya LDR?
3.      Bagaimana Prinsip kerja LDR?

1.3.Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dan keguanaan sensor cahaya LDR?
2.      Mengetahui komponen- komponen untuk membuat sensor cahaya LDR
3.      Memahami Prinsip kerja LDR











BAB 11
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sensor Cahaya  LDR
Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Salah satu jenis sensor cahaya yaitu LDR sensor (Light Dependent Risistor) merupakan suatu element yang konduktivitasnya berubah-ubah tergantung dari intensitas cahaya yang diterima permukaan element tersebut., akan tetapi keluaran yang ada pada sensor tidak sama dengan apa yang diketahui dari sebuah teori dan hasi simulasi (Romi Widyadinata,2014:2).
LDR adalah suatu komponen elektronika yang memiliki hambatan yang dapat berubah sesuai perubahan intensitas cahaya. LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resistor atau Resistor yang terpengaruh cahaya. Hambatan dari LDR akan berkurang seiring semakin besarnya intensitas cahaya yang mengenai permukaannya (Samsul Hidayat,Dkk,2009:2)
Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis resistor yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen tersebut. Biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya. Light Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya.Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil.Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik.Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup.Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yangkecil pada saat cahaya terang (Mustofa, 2013:2-3).
LDR merupakan salah satu jenis resistor yang disebut sebagai fotoresistor. Nilai hambatan LDR dipengaruhi oleh cahaya yang diterima dari lingkungan sekitar. Resistansi LDR dapat berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri (Supatmi, 2011). Untuk menghitung tegangan keluaran pada LDR digunakan persamaan berikut.
𝑉𝑜 = 𝐿𝐷𝑅 (2)
dimana:
Vo = Tegangan keluaran
LDR = Resistansi LDR
R1 = Resistor
Vcc = Tegangan masuk

2.2. Komponen- komponen untuk membuat sensor cahaya
A. Transistor
     Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan NPN.
Gambar 1. Komponen transistor NPN
                                                                                               
Keterangan :
C = kolektor
E = emitter
B = basis
B.  Resistor
Sebuah resistor sering disebut werstan, tahanan atau penghambat, adalah suatu komponen elektronik yang dapat menghambat gerak lajunya arus listrik. Resistor disingkat dengan huruf "R" (huruf R besar). Satuan resistor adalah Ohm.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhuI4dm23HJbv9Lep4DkaBUEEVkiyt8q7-anL_Vwl1hGpfWEBXGK5LEbcF7XzEywkUiolZQIPwBDVzpeK_Nf_gKIdtOjZTpbMo-uP0iov9rVig5nAB-6iIu6RJAERfb_Esm2PUW5MD2DBC/s320/8.png
                              Gambar 2.  fisik macam-macam resistor

Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistensi atau hambatan listrik. Besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda tegangan sebesar 1 Volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut adalah sebesar 1 ampere, atau sama dengan sebanyak 6.241506 × 1018 elektron 1per detik mengalir menghadap arah yang berlawanan dari arus.
C.     LDR
LDR digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya, yang mana intensitas cahaya sendiri dinyatakan dalam dua satuan fisika, yaitu lumens per meter persegi dan Watt per meter persegi. Kedua satuan itu agak berbeda. yang satu berdasarkan pada kepekaan mata manusia, yang satu lagi berdasarkan energi listrik yang dialirkan ke sumber cahaya.
Bentuk dan Simbol LDR (Light Dependent Resistor)
Gambar 3. Simbol Bentuk fisik LDR
Karakteristik LDR
LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral:
1.    Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.
2.    Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik (TEDC,1998)
D.    Potensiometer
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer seperti ini.
 Pada umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtJx7PkUh36pBNkII-OzqnH0RpihrZM4lJ_LTTToQKGDUvN8srg2PbDg0MKOWaVA3zdw_VmKKIwJCeQz2JnkVP_2dVRh0pnizD3Gzs4leVd6nAMwK0RqbzS_t7WdSnCsxlCWQ2ngmUofTk/s320/10a.png
Gambar 4.  fisik dan simbol dari potensiometer

E.     Relay
Relay merupakan komponen elektronika yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan saklar/switch, komponen ini bekerja sebagai saklar mekanik yang digerakkan oleh energi listrik. Relay menggunakan gaya elektromagnetik untuk membuka atau menutup kontak. Relay digunakan untuk menggerakkan arus atau tegangan yang besar dengan memakai arus atau tegangan yang kecil. Relay dapat berfungsi sebagai pengatur logika kontrol untuk suatu sistem.
Gambar 5. Bentuk fisik Relay
F.      LED (Light Emiting Dioda)
Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga dekat ultraviolet, tampak, atau inframerah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXr8seghjgEV-h8swvL3y1zardbV2dpJQvQsK08fN4RN0G7hZ7FrpwfSMUzVbbMD_zvhI0thh6X5s4o0rri0PG2ywB_D-K7R61LKO1CAXnYYUhufL1bovzXuN76k6tJFSN0_LWsEc9HjgV/s1600/18.png           https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkBlEBfBAcd_TiZb8fZy_OC1S__0wAMuUbKyRjIG_Mr9Ga-nnU5rhs1tgoi-1_Q331oYruePjznHRUcxKgYgtwnCO84s9htyh99wSysjsBQo1I8LMPHXqPaCYXcKi6SJgn0eHGAwalLOLm/s1600/17.png

Gambar 6. Bentuk fisik dan Simbol LED
Cara Kerja LED
Karena LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam  hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari  anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala.
G.    Papan PCB
Printed Circuit Board disingkat PCB adlaah sebuah papan yang digunakan untuk mendukung semua komponen-komponen elektronika yang berada diatasnya. Papan PCB juga memiliki jalur jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk menghubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Gambar 7. Bentuk fisik papan PCB
H.    Baterai
  merupakan sumber tegangan pengganti power supplay.
Gambar 8. Bentuk fisik Baterai
I.       Kabel penghubung tunggal
           digunakan untuk menghubungkan antara ujung-ujung kutub .
Gambar 9 kabel penghubung tunggal

2.3. Prinsip kerja LDR
            Pada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis atau jalur melengkung yang menyerupai bentuk kurva.Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida yang sangat sensitiv terhadap pengaruh dari cahaya.Jalur cadmium sulphida yang terdapat pada LDR.Jalur cadmium sulphida dibuat melengkung menyerupai kurva  agar jalur tersebut dapat dibuat panjang dalam ruang (area) yang sempit.Cadmium sulphida (CdS) merupakan bahan semi-konduktor yang memiliki gap energi antara elektron konduksi dan elektron valensi. Ketika cahaya mengenai cadmium sulphida, maka energi proton dari cahaya akan diserap sehingga terjadi perpindahan dari band valensi ke band konduksi. Akibat perpindahan elektron tersebut mengakibatkan hambatan dari cadmium sulphida berkurang dengan hubungan kebalikan dari intensitas cahaya yang mengenai LDR.Lihat gambar  dibawah ini.
Gambar 10. Jalur Cadmium Sulphide pada LDR


Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup.
            Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat cahaya terang.




















BAB 111
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat
            pembuatan projek Elektronika Dasar ini dilaksanakan selama 3 hari, mulai dari tanggal 26 sampai 28 November 2016.
Pembuatan projeck Elektronika Dasar ini dilaksanakan di lingkungan kampus
(Ruang kelas dan Laboratorium Pendidikan Fisika Universitas Jambi) dan Diluar Kampus (Rumah).

3.2. Metode Pelaksanaan
            Dalam kegiatan ini, metode yang digunakan dalah metode eksperimen Rancang Acak Lengkap (RAL). Metode ini dilakukan untuk menguji kefektifan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat Sensor cahaya menggunakan LDR.

3.3. Alat dan Bahan

No
Alat dan Bahan
Jumlah
1
Transistor NPN type
1 buah
2
Resistor 100 Ω
1 buah
3
Resistor 33.000 Ω
1 buah
4
LDR
1 buah
5
Lampu LED
1 buah
6
Potensiometer 10.000 Ω
1 buah
7
Relay
1 buah
8
Papan PCB
1 buah
9
Baterai 1.5 V
2 buah
10
Tempat dudukan baterai
1 buah
11
Kabel tunggal mini
1 meter
12
Solder
1 buah
13
Saklar
1 buah
                                                                      
3.4. Prosedur Kerja
Langkah-langkah untuk merancang sensor cahaya dengan LDR yaitu          :
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk merangkai alat
2.      Merangkai alat dan bahan seperti gambar dibawah :
3.      Mengatur resistansi potensiometer agar lampu mati saat keadaan terang dan lampu hidup saat keadaan gelap;
4.      Menguji coba rangkaian menggunakan lux meter untuk memperoleh data hasil.
5.      Mencatat hasil pada tabel data
6.      Membuat kesimpulan dari percobaan tersebut.

3.5. Pengujian alat

A.    Mengukur Intenistas alat diruangan dengan intensitas cahaya terang
1.      Siapkan Luxmeter dan sensor cahaya.
2.      Pastikan ruangan pada keadaan terang dengan cahaya yang cukup.
3.      Menghidupkan saklar sensor cahaya.
4.      Mengamati nilai Luxmeter.
5.      Hasil yang didapatkan yaitu nilai Intensitas cahaya pada alat yaitu tidak ada atau nol.
B.     Mengukur Intenistas alat diruangan dengan intensitas cahaya redup
1.      Siapkan Luxmeter dan sensor cahaya.
2.      Pastikan ruangan pada keadaan redup dengan cahaya yang kurang terang.
3.      Menghidupkan saklar sensor cahaya.
4.      Mengamati nilai Luxmeter.
5.      Hasil yang didapatkan yaitu nilai Intensitas cahaya pada alat yaitu tidak ada atau nol.

C.    Mengukur Intenistas alat diruangan dengan intensitas gelap
1.      Siapkan Luxmeter dan sensor cahaya.
2.      Pastikan ruangan pada keadaan gelap yaitu tidak ada cahaya.
3.      Menghidupkan saklar sensor cahaya.
4.      Mengamati nilai Luxmeter.
5.      Hasil yang didapatkan yaitu nilai Intensitas cahaya pada alat yaitu besar.
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
A.    Hasil Produk Sensor Cahaya
1.      Bahan Baku                                           Hasil Produk Alat                  
                     
                                                                       
                                    Hasil Produk Alat                  

B.     Data hasil Perhitungan sensor cahaya berbasis LDR
No
Intensitas Cahaya Ruangan
Intensitas LDR dan Ruangan
Intensitas cahaya LDR
1
4275,00 Lux  (terang)
4275,00 Lux
0 Lux
2
530,00 Lux    (redup)
530,00 Lux
0 Lux
3
 16,00 Lux     (gelap)
31,00 Lux
15 Lux

4.2. Pembahasan
Pada proyek tugas kali ini, kami membuat sensor cahaya berbasis LDR, dimana LDR merupakan salah satu resistor yang dapat bekerja tergantung pada intensitas cahaya yang diterima oleh LDR tersebut. Pada kenyataannya, LDR bekerja tergantung  dari intensitas cahaya yang diterimanya dimana pada saat gelap, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup sehingga arus yang cukup besar dapat mengalir ke LED dapat menghidupkan lampu LED. Pada saat cahaya terang atau redup, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron untuk mengangkkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat cahaya terang sehingga arus yang diterima LED menjadi kecil dan lampu LED pun redup bahkan mati.
            Kami mengawali percobaan dengan mempersiapkan alat dan merangkai rangkaian LDR, lalu kami menguji cobakannya di ruangan gelap dan ruangan dengan cahaya yang cukup. Percobaan pertama dilakukan dilakukan diruangan gelap , ketika saklar dihidupkan, maka LDR pun bekerja denagn resistansi yang besar yang dapat menghidupkan lampu LED akibat adanya arus yang diterima oleh LED kemudian kami matikan saklar. Kemudian percobaan kedua yaitu kami percobakan diruang dengan intensitas cahaya yang redup, saat saklar di hidupkan, LDR pun bekerja dengan menghasilkan resistansi yang sedang, sehingga lampu LED menyala dengan redup kemudian kami matikan saklar kembali.
Kemudian percobaan ketiga yaitu kami meguji coba di ruangan yang intensitas cahayanya cukup terang, saat saklar dihidupkan, maka LDR bekerja sebagai penghasil resistansi yang kecil, sehingga lampu LED menjadi tidak menyala. Percobaan ini kami lakukan berulang ulang. Ini sesuai dengan prinsip kerja LDR sebagai sensor cahaya, maka percobaan yang kami lakukan pun berhasil.
Kemudian kami mengambil data pengamatan sebanyak tiga kali, yaitu saat intensitas cahaya ruangan 4275,00 Lux  yaitu saat cahay diruangan terang, maka kami tempatkan LDR tersebut diruangan gelap  dan  Intensitas LDR dan Ruangan yaitu 4275,00 Lux, lalu saat  Intensitas Cahaya diruangan sebesar 530,00 Lux saat lampu ruangan  redup, maka Intensitas LDR dan Ruangan yaitu 530,00 Lux, kemudian untuk intensitas Cahaya Ruangan gelap sebesar  16,00 Lux, maka Intensitas LDR dan Ruangan yaitu sebesar 31,00 Lux,
Untuk mendapatkan Intensitas cahaya dari alat LDR maka digunakan rumus:
Intensitas Cahaya LDR = Intensitas Cahaya Ruangan – Intensitas Cahaya LDR
 dan Ruangan
 
 



Dari rumus diatas didapat Intensitas cahaya LDR dalam keadaan ruangan denga cahaya  terang  dan redup sebesar 0 Lux artinya Intensitas cahaya LDR tidak ada atau LDR tidak menghasilkan cahaya, sedangkan saat berada pada ruangan yang gelap intensitas cahaya pada LDR yaitu sebesar 15 Lux, artinya terjadi aliran arus pada LED dan menghasilkan Cahaya pada LED, sehingga LDR kamipun bekerja. Hal ini terjaid karena sesuai prinsip kerja LDR, dimana Pada saat gelap bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup sehingga arus yang cukup besar dapat mengalir ke LED dapat menghidupkan lampu LED.
            Pada saat cahaya terang atau redup, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron untuk mengangkkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat cahaya terang sehingga arus yang diterima LED menjadi kecil dan lampu LED pun redup bahkan mati. Artinya praktikum yang kami lakukan berhasil sesuai prinsip, meskipun hasil yang kami dapatkan cukup berhasil, namun alat dan bahan serta cara pembuatan yang kami dapatkan kurang efektif sehingga dapat menjadi evaluasi.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
A.    Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. LDR merupakan salah satu jenis resistor yang disebut  sebagai fotoresistor. Nilai hambatan LDR dipengaruhi oleh cahaya yang diterima  dari lingkungan sekitar. Resistansi LDR dapat berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri.
B.     Komponen-komponen pokok sensor cahaya LDR yaitu :
1.      Transistor type
2.      Resistor dengan nilai 100 Ohm dan 33000 Ohm
3.      LDR
4.      Potensiometer
5.      LED
6.      Relay
C.     Prinsip kerja LDR yaitu
Cadmium sulphida (CdS) merupakan bahan semi-konduktor yang memiliki gap energi antara elektron konduksi dan elektron valensi. Ketika cahaya mengenai cadmium sulphida, maka energi proton dari cahaya akan diserap sehingga terjadi perpindahan dari band valensi ke band konduksi. Akibat perpindahan elektron tersebut mengakibatkan hambatan dari cadmium sulphida berkurang dengan hubungan kebalikan dari intensitas cahaya yang mengenai LDR.

5.II. Saran
            Project sebaiknya diperbaiki lagi, dan menggunakan alat dan bahan yang lebih lengkap serta sesuai dengan standar. Dalam pembuatan project harus lebih meningkatkan ketelitian dan keseriusan, serta memperbanyakn memahami literature yang menunjang,

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, samsul,Dkk. 2009. Rancang Bangun Atap Sirip Otomatis Menggunakan LDR Dan Sensor Tetes Air Hujan Berbasis Mikrokontroler. Diakses pada tanggal 27 November 2016. Diakses di: Http//www.Dokumentips.com.
Mustofa.2013. Rangkaian Lampu Otomatis Menggunakan LDR (Light Dependent Resistor). Malang: Universitas Negeri Malang.
Supatmi. 2011. Pengaruh Sensor LDR terhadap Pengontrolan Lampu. Diakses pada tanggal 27 November 2016.  Diakses di: http://jurnal.unikom.ac.id/jurnal/
pengaruh-sensor-ldr-terhadap.1n.
Widyanita, Romi. 2014. Aplikasi LDR Sebagai Pendeteksi Warna Berbasis Mikrokontroler. Yogyakarta. Diakses pada tanggal 27 November 2016. Diakses di: https://www.google.com/search?q=jurnal+romi+widyanita+%
2C+sensor+LDR&ie=utf-8&oe=utf-8.

















LAMPIRAN
1.      Alat dan bahan
1.Transistor                             2. Resistor                               3. LDR
                 


4.       Potensiometer                                          5,Relay                                                  6. LED
                                

                                                                                                                                                               
7.      Baterai                               8. Dudukan Baterai                 9.Papan PCB
                         

                                                           
10. Saklar                               11. Kabel tunggal                  12. Solder
                                                                              
13. Gunting

2.      Proses pembuatan alat
1.      Mempersiapkan alat dan bahan                2. Merangkai alat pada papan breadboard
           


3.merangkai pada papan PCB                         4. Menyolder alat
            

5.hasil produk                                                 6. Pengujian produk
        




ok terima kasih ;)