LAPORAN
PROJECT ELEKTRONIKA DASAR 1
“ADAPTOR”
DOSEN
PENGAMPU : Fibrika Rahmat Basuki, S.Pd., M.Pd
Disusun
oleh : Kelompok
Anggota :
1. Anjar Widaningrum (A1C315022)
2. Jumainah (A1C315037)
3. Muhammad Nuruzzaman (A1C315011)
4. Nindi Ayu Latiffah (A1C315017)
5. Yuhani Agustri (A1C315034)
6. Yulia Ningsih (A1C315027)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Project Elektronika Dasar 1 yang berjudul “Adaptor” ini. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah
untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar 1 pada Program Studi Pendidikan
Fisika di Universitas Jambi.
Laporan ini terdiri dari lima sub bab utama yaitu
pendahuluan, kajian pustaka,
metode, hasil dan pembahasan serta penutup. Penjelasan mengenai pengertian, komponen-komponen, dan prinsip kerja dari adaptor akan dijelaskan pada kajian pustaka.. Sedangkan mengenai hasil dari
pembuatan Adptor akan dijabarkan
didalam pembahasan.
Dengan
selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah ikut membantu dalam
menyelesaikan laporan
ini. Untuk
itu kami mengucapkan banyak
terimakasih.
kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Demikianlah, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Khususnya bagi mahasiswa-mahasisiwi Fakultas Keguruaan dan Ilmu
Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kependidikan.
Jambi,
Desember 2016
Tim
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Dalam
penelitian ilmu pengetahuan peranan elektronika telah memasyarakat.
Peralatan-peralatan dalam kimia, fisika, dan biologi banyak sekali yang menggunakan
elektronika yang amat canggih. Demikian juga alat-alat uji dan ukur yang
digunakan dibengkel-bengkel elektronik dan laboratorium ilmu dan teknilogi.
Dinegara
kita kemampuan dalam bidang elektronika amat diperlukan untuk melakukan
reparasi peralatan yang rusak, maupun untuk merancang peralatan elektronika.
Perancangan masih ada pada taraf menggunakan kompone-komponen elektronika yang
tersedia dipasaran dan rangkaiannya pada PCB (Printed Circuit Board) serta
salah satu komponen pentingnya ialah Transistor beserta LDR.
LDR merupakan resistor yang dapat
berubah-ubah nilai tahanannya tergantung pada besar kecilnya penerimaan cahaya.
Hal tersebut dapat dimanfaatan dalam melakukan pembuatan sensor cahaya dengan
memanfaatkan kepakan terhadap perubahan cahaya untuk upaya optimasi penggunaan
energi listrik yang digunakan dalam penerangan lampu. Prinsip dasar yang
digunakan dalam pemanfaatan resistor LDR sebagai komponen sensor ini pada
perubahan nilai tahanan dan jumlah arus yang mengalir pada rangkaian. Sehingga
sebelum lebih jauh mengenal proses perancangan sensor sebaiknya menguasahi
dahulu dalam melakukan pengukuran terhadap tahanan dan arus listrik pada
kondisi cahaya yang berbeda-beda.
Oleh
karena ini praktikum mengenai rangkaian LDR ini sangat bermanfaat dalam belajar
menyangkut mata perkuliahan Elektronika Dasar mengenai pengukuran tahanan dan
arus pada suatu rangkaian LDR. Untuk hal
diatas mutlak diperlukan kemampuan untuk berfikir dalam bidang elektronika,
sehingga dengan melihat rangkaian elektronika yang baru dikenal segera dapat
memikirkan fungsi masing-masing komponen didalam rangkaian. Dengan kemampuan
ini kita akan dapat memperbaiki peralatan elektronik, atau membuat perlatan
berdasar pada gambar rangkaian, serta mengadakan perubahan-perubahan untuk
meningaktakn kemampuan yang ada.
Sebagai mahasiswa Pendidikan Fisika
yang dituntut mempunyai keahlian dalam melakukan optimasi dan control terhadap
berbagai proses kejadian cahaya dan penerangan, lampu atau penerang dengan
menggunakan sensor. Oleh karena itu, praktikum mengenai pengukuran tahanan dan
jumlah arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian LDR pada setiap kondisi cahaya
yang berbeda dapat bermanfaat dalam mengasah dan melatih kemampuan mahasiswa
sebagai dasar dalam pembuatan sensor khususnya sensor cahaya.
1.2.Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian dan kegunaan dari
sensor cahaya LDR?
2.
Apa saja komponen- komponen untuk
membuat Sensor cahaya LDR?
3.
Bagaimana Prinsip kerja LDR?
1.3.Tujuan
1.
Mengetahui pengertian dan keguanaan
sensor cahaya LDR?
2.
Mengetahui komponen- komponen untuk
membuat sensor cahaya LDR
3.
Memahami Prinsip kerja LDR
BAB
11
KAJIAN
PUSTAKA
2.1.
Pengertian Sensor Cahaya LDR
Sensor cahaya adalah alat yang
digunakan untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Salah satu
jenis sensor cahaya yaitu LDR sensor (Light
Dependent Risistor) merupakan suatu element yang konduktivitasnya
berubah-ubah tergantung dari intensitas cahaya yang diterima permukaan element
tersebut., akan tetapi keluaran yang ada pada sensor tidak sama dengan apa yang
diketahui dari sebuah teori dan hasi simulasi (Romi Widyadinata,2014:2).
LDR
adalah suatu komponen elektronika yang memiliki hambatan yang dapat berubah
sesuai perubahan intensitas cahaya. LDR adalah singkatan dari Light
Dependent Resistor atau Resistor yang terpengaruh cahaya. Hambatan dari LDR
akan berkurang seiring semakin besarnya intensitas cahaya yang mengenai
permukaannya (Samsul Hidayat,Dkk,2009:2)
Light Dependent Resistor atau yang
biasa disebut LDR adalah jenis resistor yang nilainya berubah seiring
intensitas cahaya yang diterima oleh komponen tersebut. Biasa digunakan sebagai
detektor cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya. Light Dependent
Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah
elektroda pada permukaannya.Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari
cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif
kecil.Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan
elektrik.Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau
bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau
cahaya redup.Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari
atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron
untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi
konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yangkecil
pada saat cahaya terang (Mustofa, 2013:2-3).
LDR
merupakan salah satu jenis resistor yang disebut sebagai fotoresistor. Nilai
hambatan LDR dipengaruhi oleh cahaya yang diterima dari lingkungan sekitar.
Resistansi LDR dapat berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya yang
diterima oleh LDR itu sendiri (Supatmi, 2011). Untuk menghitung tegangan
keluaran pada LDR digunakan persamaan berikut.
𝑉𝑜 = 𝐿𝐷𝑅 (2)
dimana:
Vo = Tegangan
keluaran
LDR = Resistansi
LDR
R1 = Resistor
Vcc
= Tegangan masuk
2.2.
Komponen- komponen untuk membuat sensor cahaya
A. Transistor
Transistor adalah komponen
elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal itu disebut emitor,
basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari penggabungan dua buah
dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan
salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat
diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan NPN.
Gambar 1. Komponen transistor NPN
Keterangan :
C = kolektor
E = emitter
B = basis
B.
Resistor
Sebuah resistor sering disebut werstan, tahanan atau
penghambat, adalah suatu komponen elektronik yang dapat menghambat gerak
lajunya arus listrik. Resistor disingkat dengan huruf "R"
(huruf R besar). Satuan resistor adalah Ohm.
Gambar 2.
fisik macam-macam resistor
Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistensi
atau hambatan listrik. Besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor
dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda
tegangan sebesar 1 Volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut
adalah sebesar 1 ampere, atau sama dengan sebanyak 6.241506 × 1018 elektron
1per detik mengalir menghadap arah yang berlawanan dari arus.
C.
LDR
LDR
digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya, yang mana intensitas cahaya
sendiri dinyatakan dalam dua satuan fisika, yaitu lumens per meter persegi dan
Watt per meter persegi. Kedua satuan itu agak berbeda. yang satu berdasarkan
pada kepekaan mata manusia, yang satu lagi berdasarkan energi listrik yang
dialirkan ke sumber cahaya.
Gambar
3. Simbol Bentuk fisik LDR
Karakteristik
LDR
LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan
resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari
dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral:
1. Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu
ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang
gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera
berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut
hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu
tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai
resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR
tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik (selama 20 menit pertama mulai
dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah
sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan
waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level
cahaya 400 lux.
2. Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas
yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu
warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu
tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga
merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantar
yang baik (TEDC,1998)
D. Potensiometer
Potensiometer merupakan variable
resistor yang paling sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat
dari kawat atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan
potensiometer yang telah lama lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian
elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer
dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang
ada yang memakai potensiometer seperti ini.
Pada umumnya, potensiometer logaritmik
memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari
resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada
pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik
nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut
linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya.
Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka
potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian depan
badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer.
Gambar 4.
fisik dan simbol dari potensiometer
E. Relay
Relay
merupakan komponen elektronika yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan
saklar/switch, komponen ini bekerja sebagai saklar mekanik yang
digerakkan oleh energi listrik. Relay menggunakan gaya elektromagnetik untuk
membuka atau menutup kontak. Relay digunakan untuk menggerakkan arus atau
tegangan yang besar dengan memakai arus atau tegangan yang kecil. Relay dapat
berfungsi sebagai pengatur logika kontrol untuk suatu sistem.
Gambar
5. Bentuk fisik Relay
F. LED
(Light
Emiting Dioda)
Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode)
adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang
tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi.
Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai,
dan bisa juga dekat ultraviolet, tampak, atau inframerah.
Gambar
6. Bentuk fisik dan Simbol
LED
Cara Kerja LED
Karena LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2
kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada
arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED
tidak boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak
akan menyala.
G. Papan
PCB
Printed
Circuit Board disingkat PCB adlaah sebuah papan yang digunakan untuk mendukung
semua komponen-komponen elektronika yang berada diatasnya. Papan PCB juga
memiliki jalur jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk
menghubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Gambar 7. Bentuk fisik papan PCB
H. Baterai
merupakan sumber tegangan pengganti power supplay.
Gambar 8. Bentuk fisik Baterai
I. Kabel
penghubung tunggal
digunakan untuk menghubungkan antara
ujung-ujung kutub .
Gambar 9 kabel penghubung tunggal
Pada
sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis atau jalur melengkung yang menyerupai
bentuk kurva.Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida yang sangat
sensitiv terhadap pengaruh dari cahaya.Jalur cadmium sulphida yang terdapat
pada LDR.Jalur cadmium sulphida dibuat melengkung menyerupai kurva agar jalur tersebut dapat dibuat panjang
dalam ruang (area) yang sempit.Cadmium sulphida (CdS) merupakan bahan
semi-konduktor yang memiliki gap energi antara elektron konduksi dan elektron
valensi. Ketika cahaya mengenai cadmium sulphida, maka energi proton dari
cahaya akan diserap sehingga terjadi perpindahan dari band valensi ke band
konduksi. Akibat perpindahan elektron tersebut mengakibatkan hambatan dari
cadmium sulphida berkurang dengan hubungan kebalikan dari intensitas cahaya yang
mengenai LDR.Lihat gambar dibawah ini.
Gambar 10. Jalur Cadmium
Sulphide pada LDR
Pada saat
gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas
dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk
mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi
konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar
pada saat gelap atau cahaya redup.
Pada saat cahaya terang, ada lebih
banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga
akan lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat
cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR
memiliki resistansi kecil pada saat cahaya terang.
BAB
111
METODE
PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
pembuatan
projek Elektronika Dasar ini dilaksanakan selama 3 hari, mulai dari tanggal 26
sampai 28 November 2016.
Pembuatan
projeck Elektronika Dasar ini dilaksanakan di lingkungan kampus
(Ruang
kelas dan Laboratorium Pendidikan Fisika Universitas Jambi) dan Diluar Kampus
(Rumah).
3.2. Metode Pelaksanaan
Dalam
kegiatan ini, metode yang digunakan dalah metode eksperimen Rancang Acak
Lengkap (RAL). Metode ini dilakukan untuk menguji kefektifan alat dan bahan
yang digunakan dalam membuat Sensor cahaya menggunakan LDR.
3.3. Alat dan Bahan
No
|
Alat dan Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Transistor NPN type
|
1 buah
|
2
|
Resistor 100 Ω
|
1 buah
|
3
|
Resistor 33.000 Ω
|
1 buah
|
4
|
LDR
|
1 buah
|
5
|
Lampu LED
|
1 buah
|
6
|
Potensiometer 10.000 Ω
|
1 buah
|
7
|
Relay
|
1 buah
|
8
|
Papan PCB
|
1 buah
|
9
|
Baterai 1.5 V
|
2 buah
|
10
|
Tempat dudukan
baterai
|
1 buah
|
11
|
Kabel tunggal mini
|
1 meter
|
12
|
Solder
|
1 buah
|
13
|
Saklar
|
1 buah
|
3.4. Prosedur Kerja
Langkah-langkah untuk
merancang sensor cahaya dengan LDR yaitu :
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan untuk merangkai alat
2. Merangkai
alat dan bahan seperti gambar dibawah :
3. Mengatur
resistansi potensiometer agar lampu mati saat keadaan terang dan lampu hidup
saat keadaan gelap;
4. Menguji
coba rangkaian menggunakan lux meter untuk memperoleh data hasil.
5. Mencatat
hasil pada tabel data
6. Membuat
kesimpulan dari percobaan tersebut.
3.5. Pengujian alat
A.
Mengukur
Intenistas alat diruangan dengan intensitas cahaya terang
1. Siapkan
Luxmeter dan sensor cahaya.
2. Pastikan
ruangan pada keadaan terang dengan cahaya yang cukup.
3. Menghidupkan
saklar sensor cahaya.
4. Mengamati
nilai Luxmeter.
5. Hasil
yang didapatkan yaitu nilai Intensitas cahaya pada alat yaitu tidak ada atau
nol.
B.
Mengukur
Intenistas alat diruangan dengan intensitas cahaya redup
1. Siapkan
Luxmeter dan sensor cahaya.
2. Pastikan
ruangan pada keadaan redup dengan cahaya yang kurang terang.
3. Menghidupkan
saklar sensor cahaya.
4. Mengamati
nilai Luxmeter.
5. Hasil
yang didapatkan yaitu nilai Intensitas cahaya pada alat yaitu tidak ada atau
nol.
C.
Mengukur
Intenistas alat diruangan dengan intensitas gelap
1. Siapkan
Luxmeter dan sensor cahaya.
2. Pastikan
ruangan pada keadaan gelap yaitu tidak ada cahaya.
3. Menghidupkan
saklar sensor cahaya.
4. Mengamati
nilai Luxmeter.
5. Hasil
yang didapatkan yaitu nilai Intensitas cahaya pada alat yaitu besar.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
A. Hasil
Produk Sensor Cahaya
1. Bahan
Baku Hasil Produk Alat
Hasil Produk Alat
B. Data
hasil Perhitungan sensor cahaya berbasis LDR
No
|
Intensitas
Cahaya Ruangan
|
Intensitas
LDR dan Ruangan
|
Intensitas
cahaya LDR
|
1
|
4275,00 Lux (terang)
|
4275,00
Lux
|
0
Lux
|
2
|
530,00 Lux (redup)
|
530,00
Lux
|
0
Lux
|
3
|
16,00 Lux
(gelap)
|
31,00
Lux
|
15
Lux
|
4.2.
Pembahasan
Pada
proyek tugas kali ini, kami membuat sensor cahaya berbasis LDR, dimana LDR
merupakan salah satu resistor yang dapat bekerja tergantung pada intensitas
cahaya yang diterima oleh LDR tersebut. Pada kenyataannya, LDR bekerja
tergantung dari intensitas cahaya yang
diterimanya dimana pada saat gelap, bahan dari cakram tersebut
menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya
ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya
redup, LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki
resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup sehingga arus yang
cukup besar dapat mengalir ke LED dapat menghidupkan lampu LED. Pada saat cahaya terang atau redup, ada lebih banyak elektron yang lepas
dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron
untuk mengangkkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi
konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada
saat cahaya terang sehingga arus yang diterima LED menjadi kecil dan lampu LED
pun redup bahkan mati.
Kami mengawali percobaan dengan
mempersiapkan alat dan merangkai rangkaian LDR, lalu kami menguji cobakannya di
ruangan gelap dan ruangan dengan cahaya yang cukup. Percobaan pertama dilakukan
dilakukan diruangan gelap , ketika saklar dihidupkan, maka LDR pun bekerja
denagn resistansi yang besar yang dapat menghidupkan lampu LED akibat adanya
arus yang diterima oleh LED kemudian kami matikan saklar. Kemudian percobaan
kedua yaitu kami percobakan diruang dengan intensitas cahaya yang redup, saat
saklar di hidupkan, LDR pun bekerja dengan menghasilkan resistansi yang sedang,
sehingga lampu LED menyala dengan redup kemudian kami matikan saklar kembali.
Kemudian
percobaan ketiga yaitu kami meguji coba di ruangan yang intensitas cahayanya
cukup terang, saat saklar dihidupkan, maka LDR bekerja sebagai penghasil
resistansi yang kecil, sehingga lampu LED menjadi tidak menyala. Percobaan ini
kami lakukan berulang ulang. Ini sesuai dengan prinsip kerja LDR sebagai sensor
cahaya, maka percobaan yang kami lakukan pun berhasil.
Kemudian
kami mengambil data pengamatan sebanyak tiga kali, yaitu saat intensitas cahaya
ruangan 4275,00 Lux yaitu saat cahay
diruangan terang, maka kami tempatkan LDR tersebut diruangan gelap dan
Intensitas LDR dan Ruangan yaitu 4275,00 Lux, lalu saat Intensitas Cahaya diruangan sebesar 530,00
Lux saat lampu ruangan redup, maka
Intensitas LDR dan Ruangan yaitu 530,00 Lux, kemudian untuk intensitas Cahaya
Ruangan gelap sebesar 16,00 Lux, maka
Intensitas LDR dan Ruangan yaitu sebesar 31,00 Lux,
Untuk
mendapatkan Intensitas cahaya dari alat LDR maka digunakan rumus:
|
Dari
rumus diatas didapat Intensitas cahaya LDR dalam keadaan ruangan denga
cahaya terang dan redup sebesar 0 Lux artinya Intensitas
cahaya LDR tidak ada atau LDR tidak menghasilkan cahaya, sedangkan saat berada
pada ruangan yang gelap intensitas cahaya pada LDR yaitu sebesar 15 Lux,
artinya terjadi aliran arus pada LED dan menghasilkan Cahaya pada LED, sehingga
LDR kamipun bekerja. Hal ini terjaid karena sesuai prinsip kerja LDR, dimana Pada saat
gelap bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang
relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan
elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi konduktor yang buruk,
atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau
cahaya redup sehingga arus yang cukup besar dapat mengalir ke LED dapat
menghidupkan lampu LED.
Pada saat cahaya terang atau redup,
ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut.
Sehingga akan lebih banyak elektron untuk mengangkkut muatan elektrit. Artinya
pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut
juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat cahaya terang sehingga arus yang
diterima LED menjadi kecil dan lampu LED pun redup bahkan mati. Artinya
praktikum yang kami lakukan berhasil sesuai prinsip, meskipun hasil yang kami
dapatkan cukup berhasil, namun alat dan bahan serta cara pembuatan yang kami
dapatkan kurang efektif sehingga dapat menjadi evaluasi.
BAB
V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
A. Sensor cahaya adalah alat yang
digunakan untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. LDR
merupakan salah satu jenis resistor yang disebut sebagai fotoresistor. Nilai hambatan LDR
dipengaruhi oleh cahaya yang diterima
dari lingkungan sekitar. Resistansi LDR dapat berubah-ubah tergantung
pada intensitas cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri.
B. Komponen-komponen
pokok sensor cahaya LDR yaitu :
1. Transistor
type
2. Resistor
dengan nilai 100 Ohm dan 33000 Ohm
3. LDR
4. Potensiometer
5. LED
6. Relay
C.
Prinsip kerja LDR yaitu
Cadmium sulphida (CdS) merupakan bahan
semi-konduktor yang memiliki gap energi antara elektron konduksi dan elektron
valensi. Ketika cahaya mengenai cadmium sulphida, maka energi proton dari
cahaya akan diserap sehingga terjadi perpindahan dari band valensi ke band
konduksi. Akibat perpindahan elektron tersebut mengakibatkan hambatan dari
cadmium sulphida berkurang dengan hubungan kebalikan dari intensitas cahaya
yang mengenai LDR.
5.II.
Saran
Project
sebaiknya diperbaiki lagi, dan menggunakan alat dan bahan yang lebih lengkap
serta sesuai dengan standar. Dalam pembuatan project harus lebih meningkatkan
ketelitian dan keseriusan, serta memperbanyakn memahami literature yang
menunjang,
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, samsul,Dkk. 2009. Rancang Bangun Atap Sirip Otomatis
Menggunakan LDR Dan Sensor Tetes Air Hujan Berbasis Mikrokontroler. Diakses
pada tanggal 27 November 2016. Diakses di: Http//www.Dokumentips.com.
Mustofa.2013. Rangkaian Lampu
Otomatis Menggunakan LDR (Light Dependent Resistor). Malang: Universitas
Negeri Malang.
Supatmi.
2011. Pengaruh Sensor LDR terhadap
Pengontrolan Lampu. Diakses pada tanggal 27 November 2016. Diakses di: http://jurnal.unikom.ac.id/jurnal/
pengaruh-sensor-ldr-terhadap.1n.
Widyanita, Romi. 2014. Aplikasi LDR Sebagai Pendeteksi Warna
Berbasis Mikrokontroler. Yogyakarta. Diakses pada tanggal 27 November 2016.
Diakses di: https://www.google.com/search?q=jurnal+romi+widyanita+%
2C+sensor+LDR&ie=utf-8&oe=utf-8.
LAMPIRAN
1.
Alat
dan bahan
1.Transistor 2. Resistor 3. LDR
4.
Potensiometer 5,Relay 6.
LED
7. Baterai
8. Dudukan
Baterai 9.Papan PCB
10.
Saklar 11.
Kabel tunggal 12.
Solder
13. Gunting
2.
Proses
pembuatan alat
1. Mempersiapkan
alat dan bahan 2. Merangkai alat pada papan
breadboard
3.merangkai
pada papan PCB 4.
Menyolder alat
5.hasil
produk 6.
Pengujian produk
ok terima kasih ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar