Senin, 19 Desember 2016

pengelolaan kelas



Pengelolaan kelas
            Menurut Hadari Nawawi Pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
            Definisi pengelolaan kelas atau pengelolaan kelas yang dipetik dari informasi Pendidikan Nasional bahwa ada lima definisi pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini.
1.      Pengelolaan  kelas yang bersifat otoritatif, yakni seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
2.      Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini menekankan bahwa tugas guru adalah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak secara alamiah.
3.      Pengelolaan  kelas  yang berdasarkan  prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan (reinforcement).
4.   Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci. Peranan  guru adalah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat. Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
5.      Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru adalah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif. Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (Depdikbud, 1982).
            Disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah kemampuan atau keterampilan guru dalam mendayaguankan potensi siswa melalui stimulasi guru, motivasi, inovasi dan lainnya dengan tujuan mengupayakan siswa agar memahami dan menguasai pembalajaran serta membangkitkan pola pikir yang luas dan berbeda.
            Dalam pengelolaan kelas materi yang saya gunakan yaitu materi Fluida, dimana materi ini mengharuskan membagi kelompok untuk siswa SMA dalam pembelajaran fisika, materi ini cocok dengan pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan kondisi – kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Dalam pendekatan kelompok , materi ini dibagi secara adil dan sama, artinya tidak ada siswa yang merasa sulit mempelajari materi ini, selain itu siswa juga dilatih untuk belajar bertanggung jawab untuk memahami dan mempelajari hal masing masing materi yang telah diberikan dan dibagi guru. Kemudia siswa belajar secara mandiri dengan menemukan sendiri ilmu yang ada. Pendekatan ini memungkinkan siswa aktif dalam belajar, guru sebagai pengarah, pembimbing dan pengevaluasi materi yang dipelajari siswa. 
            Kemudian saya menggunakan model pembelajaran untuk mengelola kelas saya yaitu menggunakan model pembelajaran, terdapat banyak sekali model pembelajaran , namun model pembelajaran yang akan saya gunakan yaitu model pembelajaran Jigsaw. Model pembelajaran jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
            Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya ( Rusman, 2008.203).
            Sebelum saya menerapkan dengan model pembelajaran, guru harus tau bahwa guru sebagai fasilitator, pengendali, pengarah , dan evaluator.
A.    Guru sebagai pengarah
            Artinya guru membimbing siswa untuk belajar, dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, dimana guru harus paham apa tujuan dari pembelajaran fluida, bagaimana trik dalam memusatkan perhatian siswa, guru juga harus menjadi pembimbing dan pengarah yang jelas agar ia tau apa yang menjadi kesulitan siswa dalam mempelajari fluida.  
B.     Guru sebagai pengendali
            Artinya guru membari peraturan dalam belajar, artinya siswa harus mematuhi aturan tersebut, seperti saat guru menjelaskan siswa harus mendengarkan, jika tidak, guru harus memberi teguran, guru juga harus tau apa saja penyimpangan-penyimpangan yang akan dilakukan siswa saat belajar, kemudian guru juga harus bisa mengatasi keadaan tersebut, kemudian guru harus bisa mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa saat belajar, lalu mengetahui cara mengatasi kendala tersebut. Dengan adanya peran guru sebagai pengendali maka siswa menjadi lebih mudah belajar dan mendidik siswa untuk belajar patuh, serta dapat membuat siswa lebih teratur dan disiplin dalam belajar. Guru juga harus memahami karakteristik setiap siswa serta guru harus mempunyai tehnik tersendiri dalam menghadapi dan mengajar siswa yang berkepribadian dan bersikap yang berbeda-beda. Guru juga berhak menentukan aturan tatanan tempat duduk siswa agar siswa tidak bosan dalam belajar dan lebih tau dan lebihbdekat terhadap teman sekelas, hal ini menghindari pola belajar dan pola tempat duduk siswa yang monoton dan cenderung berkelompok dan memilih sendiri-sendiri tanpa mengadakan kerjasama dan tidak mengenali teman-temannya, maka hal ini membuat siswa monoton, sehingga guru harus efektif san efisien dalam mengatur tempat duduk siswa dengan adil dan secara merata tanpa memandang beda kemampuan dan status.      
C.     Guru sebagai fasilitator
            Artinya guru harus memahami apa saja peralatan dan fasilitas yang digunakan untuk belajar materi fluida, fasilitas yang dibutuhkan yaitu meja guru, kursi guru, papan tulis, infokus, laptop, buku untuk belajar siswa yang akan dipinjamkan diperpustakaan, guru harus pandai untuk menyiapkan materi agar penjabaran materi secara garis besar dapat dipahami siswa dengan mudah.
D.    Guru sebagai Evaluator
            Artinya guru dapat mengevaluasi diakhir pembelajaran, guru dapat menambahkan kembali materi yang belum lengkap, kemudian guru juga member motivasi untuk membantu siswa dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari hari, guru juga harus kreatif dalam membuat motivasi, agar siswa mudah dalam menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Jigsaw
1.      Guru membuka pelajaran dan memusatkan perhatian
Guru harus memulai pelajaran tepat waktu, guru membuka pelajaran tepat waktu,  guru harus bisa mengalihkan perhatian anak untuk memperhatikan penjelasan guru. Guru juga harus berwibawa agar anak didiknya bisa patuh dan menghargai.
2.      Guru menyampaikan tujuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi fluida yang akan disampaikan, dalam menyampaikan tujuan, guru tidak sembarangan, artinya guru dapat membimbing, membimbing dan memandu dari setiap aktivitas yang harus dilakukan siswa, Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
3.      Guru menyajikan informasi materi kepada siswa dan member motivasi siswa
Materi yang disampaikan guru hanya garis besar saja , dalam pengelolaan kelas ini, guru menjadi sebuah pusat informasi dan pembimbing siswa. Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran di dalam kelas banyak macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT.
Kemudian guru memberi motivasi kepada siswa Manager mengelola kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas: merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran  dan memotivasi, mendorong, serta menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward. Dalam rangka materi pembelajaran fluida ini, saya sebagai seorang guru akan memberikan suatu reaward bagi siswa yang mampu menjawab kuis saya. Yaitu yang berhubungan dengan materi fluida. Guru juga harus membangkitkan semangat dan tanggung jawab siswa untuk belajar berpikir mandiri dan secara berkelompok. Agar siswa dilatih untuk bertanggung jawab dan belajar memahami tugasnya masing-masing.
4.      Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok
 Dengan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji).  Kelas saya dengan jumlah 30 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran yaitu materi fluida statis, fluida dinamis, aplukasi fluida statis dalam kehidupan sehari hari, aplikasi fluida dinamis dalam kehidupan sehari-hari dan hubungan fluida statis dan fluida dinamis, maka dari 30 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 6 siswa dan 6 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal. Dalam pengeloaan kelas disini guru sebagai fasilitator yang memberi fasilitas seperti meminjamkan buku yang ada diperpustakaan agar kemampuan belajar dan berpikir siswa luas, guru juga memperbolehkan siswa untuk browsing diinternet menggunakan komputer sekolah untuk menambah literature siswa.
5.       Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,
 mereka kemudian  diarahkan untuk kembali kekelompok asal untuk menceritakan materi apa yang mereka diskusikan dan pelajari, dalm menyampaikan informasi, guru member intruksi agar sejelas mungkin siswa dalam menjelaskan materi yang dibahas dikelompok tadi. Selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan. Dalam presentasi siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusi, guru harus menarik perhatian siswa agar situasinkondusif tanpa gangguan dari lingkungan, guru harus membuat siswa perhatian saat siswa lain menjelaskan, kemudian guru juga member fasilita siswa yaitu infokus, spidol, pennghapus, kemudian guru juga membimbing dalam waktu yang akan dibutuhkan dan dibatasi untuk presentasi siswa, jika ada yang lebih dari batasan waktum, guru juga berhak menegur dan membatasi siswa supaya waktunya cukup.
6.      Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
            Dalam memberikan kuis, guru harus memberi kuis sesuai materi, guru tidak boleh memberi kuis diluar materi, selain itu, guru mmeberi soal kuis dengan membacakan soal , siapa yang bisa menjawab dia tunjuk tangan, lalu siapa yang tercepat maka guru memilih siswa tersebut tanpa pilih kasih, lalu siswa menjawab, dalam mengelola kelas, , guru memilih dan membagi secara adil, tidak boleh pilih kasih.
7.      Guru memberikan penghargaan atau reaward pada kelompok melalui skor penghargaan
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. bagi siswa yang salah menjawab, maka guru harus memberikan penguatan atau semangat dan motivasi agar siswa tersebut tetap semangat dan termotivasi dalam belajar.
8.      Guru menyimpulkan dan mengevaluasi pembelajaran
Setelah kuis, maka guru memberikan kesimpulan dan evaluasi materi pelajaran tentang fluida, kesimpulannya berupa garis besarnya saja, kemudian guru membenarkan materi yang sekiranya kurang tepat, lalu guru mengevaluasi pembelajaran Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain mengetahui, mengerti, mengaplikasikan, analisis, sintesis (analisis dalam berbagai sudut), evaluasi.
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka.
9.      Guru menutup pelajaran
Sebelum guru menutup pelajaran. Guru terlebih dahulu menyampaikan materi pertemuan selanjutnya, guru menyampaikan dengan jelas dan terarah, kemudian guru kembali memotivasi siswa tentang pembelajaran fluida . contohnya “fluida itu ada disekitar kita, maka ayo pahami, pelajari dan amati”, untuk membuat anak-anak lebih termotivasi, kemudian guru mengucapkan terima kasih atas perhatian murid, kemudian guru mengucapkan salam pada murid, lalu guru merapikan semua fasilitas seperti mematikan infokus, menyuruh siswa menghapus papan tulis dan mengembalikan buku perpustakaan.
            Dengan adanya pengelolaan kelas, maka guru akan lebih mudah dalam memberikan pengajaran kepada siswa-siswanya, siswa-siswa menjadi termotivasi, menjadi lebih semangat dalam belajar. Keberhasilan pengelolaan kelas tidak lepas dari kerjasama guru, siswa dan pihak sekolah. Serta kerja keras guru dalam mendidik dan mengajarkan siswa dalam memotivasi dan member inisiatif untuk siswanya. Pengelolaan kelas sangat penting bagi guru dikarenakan untuk mencapai pemahaman dan mencapai tujuan dari materi yang diajarkan, guru juga dengan mudah dapat memahami situasi dan memiliki tehnik dalam mengahadapi bberbagai model karakteristik siswa didalam pembelajaran yang berlangsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar